Ilustrasi Rajanya Domba Garut (Raja Dogar). Foto: Shutterstock
Ilustrasi Rajanya Domba Garut (Raja Dogar). Foto: Shutterstock

Ini Asal Usul Nama Garut, Pelajari Sejarah hingga Kesenian Khasnya Yuk!

Citra Larasati • 19 September 2024 08:00
Jakarta:  Nama Garut pekan ini sedang banyak menjadi sorotan, setelah sebuah gempa bumi berkekuatan 5.0 magnitudo baru saja mengguncang Kabupaten Bandung pada Rabu, 18 September pukul 09.41.08 WIB.  Gempa ini bahkan terasa cukup kuat, hingga terasa hingga wilayah Bandung Raya.
 
Garut merupakan sebuah kota kecil yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Daerah ini menyimpan banyak kekayaan budaya, kesenian hingga sejarah yang layak untuk kita pelajari.

Asal Usul Nama Garut

Mengutip laman Ditjen SMP, nama "Garut" ternyata berawal dari kisah unik yang terjadi pada masa penjajahan Hindia Belanda. Kala itu, pemerintah kolonial Belanda melakukan survei di wilayah yang sekarang disebut Garut.
 
Saat sedang melakukan survei, seorang dari tim ekspedisi terkena duri tumbuhan yang sangat tajam. Duri tersebut menggores kulitnya di mana dalam bahasa Sunda kulit yang tergores tersebut biasa disebut 'garut'

Peristiwa tersebut kemudian diabadikan menjadi nama daerah yang saat ini Sobat Medcom kenal sebagai Garut.
 
Selain itu, ada pula versi lain menyebutkan bahwa kata "Garut" berasal dari bahasa Sunda kuno, yaitu "gurad" atau "gurat," yang juga berarti tergores. Terlepas dari berbagai versi cerita ini, Garut kini telah dikenal sebagai kota yang penuh sejarah dan warisan budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat lokal.
 
Garut memiliki peninggalan bersejarah seperti Candi Cangkuang dan Kampung Pulo, di mana setiap aspek sejarah Garut menawarkan cerita dan pelajaran berharga. Agar kamu mengenal lebih dalam lagi peninggalan sejarah di Garut, yuk kita simak info berikut:

Candi Cangkuang: Bukti Sejarah dan Keberagaman

Salah satu situs budaya paling menarik di Garut adalah Candi Cangkuang, yang terletak di Kecamatan Leles, tepat di tengah Danau Cangkuang. Candi ini memiliki daya tarik unik karena menjadi satu-satunya candi Hindu yang ditemukan di daerah Priangan Timur.
 
Dibangun pada masa kejayaan kerajaan Hindu, candi ini mengingatkan kita akan jejak peradaban Hindu di wilayah Sunda sebelum datangnya pengaruh Islam.
 
Menariknya, Candi Cangkuang terletak di dekat Kampung Pulo, sebuah desa kecil yang memiliki aturan adat ketat dan dihuni oleh komunitas Muslim. Kampung Pulo didirikan oleh Arif Muhammad, seorang tokoh penyebar agama Islam yang dulu merupakan prajurit dari Kerajaan Mataram.
 
Meski mayoritas penduduk Kampung Pulo kini beragama Islam, mereka tetap menjaga keberadaan Candi Cangkuang sebagai warisan budaya yang bernilai tinggi. Hal ini menunjukkan bagaimana Garut menjadi tempat pertemuan harmonis antara dua tradisi yang berbeda yaitu Hindu dan Islam.
 
Selain Candi Cangkuang, Kampung Pulo juga menarik karena mempertahankan tradisi yang diwariskan oleh leluhurnya. Salah satunya adalah jumlah rumah yang hanya enam buah dan tidak boleh bertambah atau berkurang.
 
Aturan adat ini masih dipertahankan hingga saat ini, menjadi bagian penting dari identitas budaya Kampung Pulo.

Melihat Keberagaman dan Sejarah Garut

Sejarah Garut tidak hanya terbatas pada cerita asal-usul nama atau peninggalan bersejarah seperti Candi Cangkuang. Garut juga memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang mencerminkan perjalanan panjang sejarah daerah ini.
 
Dari masa kerajaan Hindu, penyebaran Islam, hingga perkembangan modern, Garut telah melalui berbagai fase sejarah yang membentuk identitasnya saat ini.
 
Candi Cangkuang dan Kampung Pulo merupakan contoh nyata dari bagaimana sejarah lokal dapat memberikan wawasan tentang perkembangan agama dan budaya di Garut. Situs-situs ini tidak hanya berfungsi sebagai monumen bersejarah tetapi juga sebagai simbol dari keragaman dan integrasi berbagai budaya yang ada di wilayah ini.
 
Tak hanya candi, namun ada banyak potensi kebudayaan dan seni pertunjukan yang jika terus dikembangkan berpotensi besar membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Garut.

Berikut ini beberapa seni pertunjukan khas Garut:

Raja Dogar

Mengutip laman Kemenparekraf, Rajanya Domba Garut atau Raja Dogar adalah seni pertunjukan yang menampilkan dua orang saling beradu sambil menggunakan kostum menyerupai domba. Mirip barongsai, pertunjukan “raja domba” dimainkan oleh dua orang, masing-masing di bagian kepala serta badan domba. 
 
Seni pertunjukan Raja Dogar diiringi musik tradisional Sunda, seperti kendang pencak, reog, angklung hingga kulanter. Menariknya, sebagai acara hiburan, Raja Dogar juga kerap dipentaskan secara nasional hingga internasional.

Surak Ibra

Salah satu seni pertunjukan di Garut yang sangat potensial adalah Surak Ibra, yaitu kesenian tradisional yang berasal dari Wanaraja. Dikenal dengan sebutan Boboyongan, Surak Ibra awalnya dibuat sebagai bentuk sindiran terhadap pemerintahan Belanda. 
 
Ciri khas pertunjukan Surak Ibra ada pada seorang tokoh yang diboyong (diangkat, dilempar, dan ditangkap kembali) oleh anggota lainnya. Diikuti 30-60 orang, Surak Ibra dimulai dengan gerakan silat yang dilanjutkan dengan formasi melingkar sambil diiringi musik dan sorak sorai meriah dari para pemain.
 
Ilustrasi Pertunjukan Lais yang termasuk seni akrobatik tradisional yang mengutamakan keseimbangan, ketangkasan, dan koordinasi motorik. (Foto: shutterstock/muansibero).

Lais

Diiringi dengan tabuhan reog dan seni pencak silat, Lais adalah pertunjukan seni khas Garut yang cukup populer hingga sekarang. Pertunjukan Lais termasuk seni akrobatik tradisional yang mengutamakan keseimbangan, ketangkasan, dan koordinasi motorik oleh para pemainnya.
 
Sangat mendebarkan, pasalnya Sobat Parekraf akan melihat aksi pemain Lais bergelantungan pada seutas tali tambang yang dikaitkan dengan dua buah bambu setinggi 12-13 meter. Selama pertunjukan Lais berlangsung akan diiringi alat musik tradisional angklung dogdog dan terompet.

Jibrut

Selanjutnya adalah Jibrut, seni pertunjukan tradisional Garut yang memadukan antara tarian dan suara. Uniknya, suara yang dihasilkan bukan dari musik elektronik, melainkan berasal dari tangan yang dijepitkan ke ketiak. 
 
Sayangnya, saat ini seni pertunjukan Jibrut mulai meredup. Dalam upaya melestarikan seni pertunjukan Jibrut, rencananya akan diadakan Festival Jibrut sekaligus mengenalkan kembali keunikan dari seni pertunjukan di Garut ini.

Rudat

Sudah hadir sejak ratusan tahun silam di Desa Paas, Kecamatan Pameungpeuk, Rudat adalah seni pertunjukan tradisional yang awalnya tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren. Tujuan Rudat untuk menyebarkan agama Islam.
 
Biasanya, kesenian Rudat ditampilkan pada peringatan hari keagamaan, seperti Maulid Nabi.  Seni pertunjukan Rudat menampilkan tarian yang dikombinasikan dengan gerakan pencak silat dan iringan musik terebang. Bahkan, tidak jarang seni pertunjukan Rudat dibumbui atraksi debus, seperti menginjak pecahan kaca dan menyemburkan api. 
 
Mengetahui lebih dalam tentang sejarah dan kesenian yang ada di Garut bukan hanya sekadar pengetahuan, tetapi juga merupakan cara untuk menjaga dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia. Sejarah adalah bagian dari siapa kita dan bagaimana kita menghubungkan diri dengan masa lalu, serta bagaimana kita membentuk masa depan.
 
Memahami sejarah Garut memberikan kita wawasan yang lebih dalam tentang perjalanan panjang budaya dan agama di Indonesia. Dari legenda nama hingga situs-situs bersejarah yang masih hidup dalam ingatan masyarakat, Garut adalah contoh nyata dari kekayaan warisan sejarah yang harus dijaga.
 
Bagi generasi muda, mengenal dan melestarikan sejarah Garut bukan hanya tentang menghargai masa lalu, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih sadar akan pentingnya identitas dan budaya lokal. Dengan mempelajari sejarah ini, kita tidak hanya menghormati leluhur kita tetapi juga berkontribusi pada pelestarian warisan yang akan dinikmati oleh generasi mendatang.
 
Baca juga:  7 Cagar Biosfer Ini Bakal Melaporkan Tinjauannya pada 2024

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan