Ia menerangkan, setelah air sungai dan sampah jatuh dari bendungan, sampah akan jatuh ke Main Convayer. Selanjutnya, dari Main Convayer sampah akan dibawa ke Secondary Convayer. Dari sinilah sampah akan dibawa ke tempat pembuangan yang sudah diletakkan di samping bendungan.
Sama seperti beberapa PKM lain yang didanai Ditjen Dikti pada 2020, ada beberapa perubahan terkait pelaksanaan PKM-T ini. Salah satunya adalah hasil PKM-T tidak berupa alat, namun berupa video animasi dan desain produk.
"Tim kami kesulitan untuk membuat desain dan video animasi. Akhirnya, kami meminta tolong pada salah satu teman dari jurusan teknik mesin untuk membuatkan video animasi untuk PKM ini," ujarnya.
Baca: ITS Buat Setir Mobil Ramah Lingkungan, Dilengkapi Alarm Pendeteksi Ngantuk
Ia mengatakan sebenarnya pemerintah telah memiliki alat pembersih sampah yang bernama Interceptor 001. Namun, alat ini memiliki beberapa kelemahan. Misalnya, penggunaan alat hanya terbatas di sungai-sungai besar, pemasangannya rumit, dan membutuhkan banyak tenaga kerja untuk mengoperasikan alat tersebut.
"Saya berharap dengan hadirnya inovasi ini mampu membantu mengurangi permasalahan sampah yang ada di sungai. Semoga Trash Conveyor dapat diterapkan di berbagai daerah yang ada di Indonesia," ucap Mahdan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News