Panel Surya. Foto: BRIN
Panel Surya. Foto: BRIN

Molekul Ciptaan BRIN Dongkrak Performa Sel Surya Masa Depan

Citra Larasati • 31 Juli 2025 19:44
Jakarta: Molekul oxasmaragdyrin memiliki fungsi sebagai hole-transporting material (HTM) dalam Dalam perangkat sel surya perovskite (solar cell perovskite).  HTM adalah material yang berperan membawa muatan positif (hole) agar proses konversi energi bisa berlangsung lebih efisien.
 
Oxasmaragdyrin sebagai HTM untuk perovskite solar cell ini dikembangkan Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Mario Leonardus. Dia menjelaskan, rekayasa molekul oxasmaragdyrin merupakan turunan dari struktur kimia porfirin.
 
Molekul ini memiliki kemampuan menyerap cahaya dan membantu menghantarkan muatan listrik. “Hal ini agar perangkat sel surya bisa bekerja lebih efisien dan stabil,” kata Mario, dalam Webinar Sharing Ilmiah Sains dan Teknologi Elektronika serta Manfaatnya (SISTEM) 2025 Vol. 4, dikutip dari laman BRIN, Kamis, 31 Juli 2025.

“Molekul ini memiliki struktur kompleks namun menarik karena mampu menyerap cahaya dalam rentang panjang gelombang luas, dari 400 hingga 800 nanometer,” ujar Mario.
 
Mario menjelaskan, oxasmaragdyrin bertugas membawa muatan positif dari cahaya yang ditangkap, agar bisa sampai ke sirkuit listrik. Pihaknya membuat beberapa varian dari molekul ini dan melihat mana yang hasilnya paling baik.
 
Salah satu variannya, yaitu SM-09, berhasil menunjukkan kinerja awal cukup tinggi, dengan efisiensi sekitar 13 hingga 14 persen. “Artinya, dari total energi cahaya yang masuk sebanyak itu berhasil diubah menjadi listrik. Angka tersebut cukup menjanjikan untuk teknologi baru,” ujar Mario.
 
Dalam risetnya, Mario melakukan modifikasi pada bagian tertentu dari molekul tersebut. Di antaranya mengganti beberapa unsur kecil di dalam struktur oxasmaragdyrin untuk mengetahui dan memperbaiki kinerjanya.
 
“Kami mengganti bagian molekul dengan gugus kimia seperti metoksi, etoksi, dan butoksi. Hasilnya cukup menarik. Molekul yang dimodifikasi dengan gugus metoksi disebut SM-OMe ternyata memiliki performa lebih baik dibandingkan versi sebelumnya,” terang Mario.
 
Lebih lanjut, material SM-OMe dibuat dengan pendekatan yang disebut green synthesis. Yakni, proses pembuatan yang lebih ramah lingkungan dan bisa dikembangkan untuk skala besar.
 
Menurut Mario, material ini sudah diuji stabil hingga 500 jam pemakaian, bahkan dalam kondisi tanpa pelindung khusus agar bisa lebih hemat dan efisien.
 
Baca juga: BRIN Garap Model Pengelolaan Sampah Organik berbasis Aplikasi Digital

Pengujian tersebut penting karena dalam dunia teknologi energi, bukan hanya efisiensi yang dibutuhkan, tetapi juga stabilitas dan daya tahan. SM-OMe tidak hanya lebih efisien dalam menghantarkan muatan listrik, tapi juga lebih stabil saat diuji dalam waktu lama.
 
“Kami melihat adanya pengaruh signifikan dari substituen metoksi dalam mempercepat transfer hole sekaligus menstabilkan material terhadap degradasi. Ini berarti material tersebut tidak mudah rusak atau menurun kualitasnya meskipun digunakan dalam waktu lama,” tutup Mario.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan