Candi Muaro Jambi. DOK Antara/Andika Wahyu
Candi Muaro Jambi. DOK Antara/Andika Wahyu

Revitaliasasi Candi Muaro Jambi Dipercepat Mulai Tahun Depan

Renatha Swasty • 19 September 2022 13:47
Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meninjau Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muaro Jambi, pada Minggu malam, 18 September 2022. Muhadjir tetap semangat mengelilingi dan mengecek kawasan candi meskipun kondisi tengah rintik hujan dan terdapat genangan air. 
 
Muhadjir didampingi Gubernur Jambi Al Haris, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek Ahmad Mahendra, beserta Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi Agus Widyatmoko mengecek beberapa bangunan candi, arca, dan peninggalan kuno. Kemendikbudristek bakal merevitalisasi kawasan Candi Muaro Jambi. 
 
Muhadjir menuturkan kunjungan itu merupakan bagian dari prioritas nasional terkait upaya merealisasi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

"Salah satu fungsi, tugas pemerintah dalam UU tersebut adalah melakukan rekonstruksi, merevitalisasi, menyangkut penataan ulang, pelestarian, dan pengembangan. Ini sesuai dengan perintah Bapak Presiden (Joko Widodo) supaya dijadikan program prioritas nasional," ujar Muhadjir dalam keterangan tertulis, Senin, 19 September 2022.
 
Muhadjir menjelaskan proses revitalisasi dan penataan ulang Candi Muaro Jambi sudah dimulai oleh Kemendikbudristek bersama pelestari budaya. Pihak Kemendikbudristek sudah mengucurkan anggaran khusus untuk proses revitalisasi candi. 
 
Dia memastikan proses revitalisasi akan dipercepat dan diintensifkan mulai tahun depan. Muhadjir berharap masyarakat sekitar ikut mendukung kebijakan revitalisasi Candi Muaro Jambi. 
Muhadjir menjelaskan situs bersejarah bagi penganut agama Buddha ini menempati wilayah yang sangat luas.
 
Dia meminta masyarakat bisa mendukung penuh kebijakan pemerintah apabila luas wilayah dalam revitalisasi bertambah dan memakan wilayah yang sudah menjadi hak masyarakat sekitar. 
 
"Kita harapkan terutama dari masyarakat agar nanti dengan sukarela untuk berpartisipasi. Karena ini situsnya sangat luas, mungkin juga melampaui wilayah-wilayah yang sekarang menjadi hak masyarakat. Kalau itu nanti sangat dibutuhkan demi untuk kebutuhan kita sendiri supaya didukung kebijakan pemerintah melakukan revitalisasi rekonstruksi pengembangan situs yang sangat bersejarah ini," ujar dia. 
 
Muhadjir menyebut Candi Muaro jambi bukan hanya kekayaan Indonesia tetapi merupakan kekayaan dunia khususnya bagi pemeluk agama Buddha. Menurutnya keberadaan Candi Muaro Jambi pada masa kejayaannya punya mata rantai peradaban dan terkait dengan beberapa negara terutama di kawasan Asia dan Asia Tenggara.
 
Dia menuturkan apabila proses revitalisasi dan rekonstruksi berjalan baik, Candi Muaro Jambi bisa menjadi destinasi wisata budaya dan wisata religius yang besar. Dia yakin apabila telah berhasil direvitalisasi akan mengundang banyak wisatawan  nasional dan internasional.
 
"Masyarakat juga pasti senang kalau ini kemudian bisa menjadi pusat destinasi wisata budaya, termasuk juga menjadi pusat wisata spiritual teurtama penganut agama Buddha. Karena ini adalah situs tertua setelah yang ada di India. Semua orang paham terutama penganut Buddha tahu bahwa Muaro Jambi adalah situs mereka yang sangat punya nilai tinggi," kata Muadjir.
 
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana pernah mengunjungi situs tersebut pada 7 April 2022. Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muaro Jambi yang berdiri sejak abad 7 hingga 12 Masehi itu disebut-sebut merupakan kompleks perguruan tinggi tertua di Indonesia dan terluas di Asia.
 
Kawasan itu memiliki luas 3.981 hektare (KCBN Borobudur seluas 8.123 hektare). Terdapat 11 candi utama, namun diperkirakan masih terdapat 82 reruntuhan yang tertimbun dalam gundukan-gundukan.
 
Candi Muaro Jambi membentang sepanjang 7,5 kilometer dari barat ke timur tepian Sungai Batanghari, sebagai sungai terpanjang di Sumatra. Kompleks Candi Muaro Jambi terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di tepi Sungai Batanghari, sekitar 26 kilometer timur Kota Jambi. Lokasinya mencakup delapan desa, yakni Muara Jambi, Dusun Baru, Dusun Mudo, Danau Lamo, Tebat Patah, Teluk Jambu, Kemingking Dalam, dan Kemingking Luar.
 
Baca juga: Penataan Kawasan Pura Agung Besakih Telan Dana Rp378,4 Miliar

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan