"Kesiapan dari infrastruktur pembelajaran kita yaitu internet terutama," kata Hetifah dalam konferensi video, Kamis, 7 Mei 2020.
Hetifah mengatakan, gagap teknologi juga masih menjadi masalah belajar daring. Hetifah menyebut kemampuan guru maupun siswa dalam menggunakan teknologi masih rendah dan belum merata.
"Termasuk kemampuan orang tua juga, kadang dalam mendampingi masih termasuk gagap terhadap teknologi," lanjutnya.
Dia pun meminta Kementrian Pendidikan dan Kebudayaa (Kemendikbud) mampu memperhatikan hal tersebut. Meski telah dibantu media TVRI, infrastruktur dan manajemen sekolah dalam PJJ masih butuh pendampingan.
"Jadi kuncinya sekarang memang adanya arahan manajemen sekolah. Bagaimana kita, kepala sekolah, bisa melakukan sesuatu dengan lebih sistematis dari rumah," sambung Hetifah.
Baca: Kemendikbud Minta PPDB Menyesuaikan Kondisi Daerah
Dia berharap ada upaya cepat dari pemerintah dalam membantu mengelola infrastruktur PJJ. Catatan Hetifah, baru 60 persen sekolah di Indonesia yang terjangkau internet.
"Semoga ada gerakan dan arahan-arahan yang baru dengan situasi yang baru ini dan juga bagaimana mensupervisi pembelajaran," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
