Koordinator dari TCV, Camillo, mengatakan ide kegiatan ini untuk mengenalkan mahasiswa dari luar UK untuk memahami kondisi setempat dengan project bio-enhancement. Bio-enhancement berfungsi meningkatkan keanekaragaman hayati di Glasgow, seperti menanam pohon, membuat taman, dan lain sebagainya.
"Hari ini kita bekerja di salah satu area terbuka yang semula merupakan lahan pertanian yang selanjutnya akan kita ubah menjadi lahan pepohonan, dengan beberapa jenis pohon yang bisa mendukung terbentuknya ekosistem alam liar," papar Camillo dalam keterangan tertulis, Rabu, 24 Januari 2024.
Terdapat tiga jenis pohon dengan total 350 pohon yang ditanam. Camillo sangat mengapresiasi kehadiran mahasiswa Indonesia dalam program ini.
"Kita menanam pohon di Skotlandia saat musim dingin yang mana berarti suhu sangat dingin dan bisa jadi sulit, sehingga saya sangat senang dengan keterlibatan mahasiswa Indonesia,” beber dia.
Penanaman pohon dilakukan di musim dingin dikarenakan beberapa pohon masuk dalam fase dorman atau beristirahat. Pada fase ini, pertumbuhan tanaman juga berada fase lambat.
Sehingga, mengurangi stres saat penanaman atau pemindahan. Beruntung, pada saat penanaman suhu berubah dari -7 derajat pada hari-hari sebelumnya menjadi 8 derajat.
Penanaman pohon berlokasi di wilayah Cathkin sesuai penentuan dari pemerintah wilayah Glasgow. Cathkin Braes adalah salah satu situs utama hutan tua dan habitat beragam di wilayah Skotlandia dan sebagai puncak tertinggi wilayah Glasgow.
Dengan memperluas hutan dan semak, spesies yang menghuni wilayah Cathkin Braes dapat memperluas wilayahnya sehingga mengurangi tekanan lebih rendah. Kegiatan ini diikuti sekitar 15 anggota dari perhimpunan pelajar Indonesia di wilayah greater Glasgow dan beberapa orang dari komunitas TCV.
Awang Bagas, mahasiswa S2 program studi Water Sustainability Environment, dan Anna
mahasiswa S2 bidang Medical Genetics and Genomics University of Glasgow, turut berpartisipasi
dalam acara ini. Mereka mengaku menanam pohon di Glasgow saat musim dingin merupakan pengalaman baru dan menyenangkan.
"Jenis pohon yang ditanam berbeda dengan di Indonesia karena di sini saat musim salju/winter pohon yang ditanam terlihat seperti pohon mati. Tidak menyangka bahwa suasana menanam pohon di Skotlandia ini sangat dingin tapi karena banyak bergerak dan bekerja jadi
lama-kelamaan tidak terasa dingin,” kata keduanya.
Mahasiswa S2 bidang Environment and Sustainable Development, Nadira Nuri Auliani, mengungkapkan dalam kegiatan itu mereka dikenalkan dengan isu lingkungan di Skotlandia oleh aktivis lingkungan yang sudah biasa melakukan penanaman pohon dan kegiatan berbasis lingkungan lainnya.
"Kegiatan ini menjadi bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan di tempat kami belajar dan harapannya dapat direplikasi oleh teman-teman pelajar setelah mereka pulang ke Indonesia atau di mana pun mereka nanti berkarya," ujar koordinator kegiatan dari PPI Glasgow itu.
Semangat keberlanjutan dari kegiatan ini akan dilanjutkan ke depan hingga puncaknya pada pameran bisnis dan produk Indonesia berbasis berkelanjutan dan kearifan lokal (Nusantara Festival) yang akan digelar pada bulan Juni di Glasgow.
Baca juga: Gerakan Pelajar Indonesia Mendunia, Semangat Berkontribusi bagi Kemajuan SDM Indonesia |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id