Masalah kesehatan jiwa ini patut menjadi perhatian baik oleh remaja maupun orang tua, dan pendidik. Sebab, kesehatan jiwa remaja adalah investasi untuk masa depan bangsa yang lebih baik.
Kementerian Kesehatan RI berhasil mengidentifikasi berbagai masalah kesehatan jiwa yang sering muncul pada remaja. Berikut 10 masalah kesehatan jiwa yang sering muncul pada remaja dikutip dari laman Ditsmp Kemdikbud:
Masalah kesehatan jiwa pada remaja
1. Masalah emosi
Masalah emosi seperti rasa cemas, sedih, murung, hingga gejala psikomotorik seringkali tidak dikenali dengan baik oleh remaja. Hal tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup dan gangguan kesehatan jiwa.2. Identitas diri, citra diri, dan penerimaan diri
Masa remaja adalah saat seseorang mulai mengenal diri sendiri dan membentuk identitas. Banyak remaja mengalami kesulitan dalam memahami dan membentuk identitas diri, sehingga rentan terpengaruh lingkungan sekitar, termasuk lingkungan negatif.Perubahan tubuh juga menjadi faktor yang memengaruhi penerimaan diri remaja seperti perubahan bentuk tubuh, jerawat, atau perubahan suara. Ini dapat mengakibatkan kurangnya percaya diri dan citra diri negatif.
3. Kesulitan belajar dan tekanan akademik
Masalah kesulitan belajar dan tekanan akademik merupakan tantangan besar bagi remaja. Faktor seperti gangguan penglihatan, keterbatasan intelektual, hingga tekanan akademik dari lingkungan sekolah dan harapan orang tua dapat menimbulkan stres dan kecemasan berlebihan.4. Perundungan dan kekerasan
Perundungan dan kekerasan, baik dalam lingkungan sekolah maupun sosial, dapat menyebabkan dampak serius terhadap kesehatan jiwa remaja. Hal tersebut termasuk dalam kekerasan terhadap anak yang diatur oleh undang-undang.5. Masalah perilaku remaja
Perilaku remaja yang melanggar norma dan hukum seperti mencuri, berbohong, bolos sekolah, dan berperilaku agresif bisa menjadi tanda masalah dalam kejiwaan remaja. Jika tidak ditangani, perilaku tersebut bisa berkembang menjadi lebih merugikan lingkungan di sekitarnya.6. Penggunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya)
Penyalahgunaan NAPZA menjadi masalah serius yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan remaja, seperti penurunan prestasi, keuangan, dan kesehatan fisik dan mental. NAPZA merupakan zat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik buatan (sintetis) maupun semibuatan (semisintetis) yang dapat menyebabkan perubahan fungsi tubuh dan struktur tubuh serta menyebabkan ketergantungan.7. Masalah perilaku seksual
Masalah perilaku seksual muncul akibat dorongan dan rasa keingintahuan seksual tinggi pada remaja, tetapi tidak didukung dengan akses layanan dan informasi tepat. Hal tersebut bisa menyebabkan masalah kesehatan jiwa, seperti timbulnya rasa cemas, perasaan bersalah yang mengganggu prestasi belajar, menarik diri dari pergaulan, suka membawa buku atau video dengan konten pornografi, aktivitas seksual berisiko, masalah kesehatan reproduksi, infeksi menular seksual, hingga kehamilan yang tidak diinginkan.8. Penggunaan internet berlebihan
Ketergantungan pada internet juga menjadi masalah, dengan berbagai bentuk seperti ketergantungan pada pornografi, hubungan virtual, game komputer, dan lainnya. Hal tersebut dapat merusak kesehatan psikologis remaja.9. Masalah dalam relasi interpersonal
Ketidakstabilan dalam hubungan interpersonal, konflik keluarga, dan pertengkaran dengan teman sebaya juga dapat berdampak negatif pada kesehatan jiwa remaja.10. Perilaku menyakiti diri dan bunuh diri
Perilaku menyakiti diri sendiri atau bahkan upaya bunuh diri seringkali merupakan akibat dari buruknya kondisi psikologis pada seseorang. Masalah tersebut memerlukan penanganan serius agar tidak berujung pada konsekuensi fatal.Dalam menghadapi masalah-masalah ini, peran keluarga dan pendidik sangat penting. Orang tua perlu mendengarkan dan mengamati anak-anaknya dengan baik, serta memberikan ruang untuk berbicara mengenai masalah yang mereka hadapi. Pendidik juga perlu melakukan deteksi dini, memberikan bimbingan, dan dukungan kepada remaja.
Yuk, kita lebih peka terhadap kondisi kesehatan jiwa remaja. Langkah preventif dan intervensi yang tepat dapat membantu mereka tumbuh menjadi individu sehat dan kuat secara mental.
Baca juga: Psikolog UI Ungkap Anak yang Tumbuh di Lingkungan Fatherless Rentan Terjebak Toxic Relationship |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News