Kedua pelajar ini menciptakan aplikasi seluler bernama AgriGrow yang bertujuan untuk mengurangi kelaparan dunia dan meningkatkan ketahanan pangan. “Aplikasi ini memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dan pertanian presisi pintar berbasis IoT untuk menawarkan solusi berkelanjutan dan terkendali bagi negara-negara ASEAN melalui analitik prediktif,” ujar Amabelle dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 25 Oktober 2024.
Selain pelajar Indonesia, kompetisi yang diselenggaralan di Vientiane, Laos tersebut juga diikuti 20 pelajar sekolah menengah dan perguruan tinggi yang berasal dari 10 negara di ASEAN Mereka mempresentasikan solusi berbasis data dan aplikasi mobile inovatif demi mengatasi tantangan sosial ekonomi kawasan.
Mewakili pemerintah setempat, Wakil Menteri Pendidikan dan Olahraga Laos, Sourioudong Sundara menjelaskan, Program ASEAN Data Science Explorers adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi regional dapat mendorong inovasi dan membangun keterampilan masa depan yang penting bagi generasi muda.
“Sudah delapan tahun terakhir, program tersebut telah memainkan peran penting dalam memajukan literasi digital di Laos dengan memberikan dampak pada lebih dari 4.000 siswa dan 70 pendidik,” ungkap Sundara.
Sundara memastikan, program tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan nasional Laos, khususnya dalam Rencana Pengembangan Pendidikan dan Olahraga 2021-2025 Laos. “Inisiatif program ini membekali generasi muda kami dengan instrumen yang diperlukan untuk sukses di dunia kerja modern dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di wilayah kami,” ujar Sundara.
Sundara berharap, program ASEAN Data Science Explorers bisa terus dilanjutkan guna mempersiapkan generasi muda untuk memimpin menuju masa depan yang lebih terkoneksi secara digital dan sejahtera.
Membangun Talenta Muda ASEAN
Senada dengan itu, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation, Piti Srisangnam menekankan peran utama dalam program ASEAN Data Science Explorers adalah inisiatif dalam pengembangan talenta muda di kawasan. “Dengan membekali mereka keterampilan digital dan analitik data, maka mampu mendorong peserta berpikir kritis dan merancang solusi inovatif untuk permasalahan nyata, sekaligus mendukung pertumbuhan individu dan pembangunan ASEAN secara menyeluruh,” jelas Srisangnam.Presiden dan Managing Director SAP Asia Tenggara (ASEAN) Verena Siow juga menambahkan, Kolaborasi SAP dengan ASEAN Foundation adalah cermin komitmen kuat dalam memberdayakan generasi muda di kawasan ini dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin masa depan di dunia yang semakin berorientasi pada data.
“Melalui inisiatif ini, kami terus mendorong pengembangan bakat teknologi inovatif di seluruh Asia Tenggara, memungkinkan mereka untuk menciptakan perubahan yang signifikan dan mempercepat inovasi di organisasi-organisasi kawasan ini," kata Verena.
Vietnam Sabet Juara
Pada ajang kali ini, Tim dari Vietnam yakni aSAP dinobatkan sebagai Pemenang Regional ASEAN DSE 2024. Mereka mempresentasikan solusi inovatif dengan memanfaatkan hubungan antara Asidifikasi Laut dan Ketidakstabilan Energi untuk Pengembangan Blue Economy yang Berkelanjutan melalui aplikasi bernama CarbonWave.“Kami, Tim aSAP, sangat gembira dinobatkan sebagai Juara ASEAN Data Science Explorers 2024! Tantangan dan bimbingan yang kami dapatkan dari ADSE semakin mengasah keterampilan dan membangun minat kami untuk membangun solusi berbasis data,” kata Trung Kien Lie and Van Truong Cao, tim dari aSAP Vietnam.
“Keterampilan ini tidak hanya mempersiapkan kami untuk masa depan, tetapi juga memungkinkan kami menciptakan perubahan yang berarti - terutama dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di komunitas kami,” imbuh dia.
Baca juga: Pameran EHEF 2024 Bakal Digelar di 2 Kota Ini, Catat Tanggalnya |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News