Mendikbudristek Nadiem Makarim menyebut rata-rata penurunan skor PISA secara global sebesar 18 poin. Sementara itu, Indonesia mengalami penurunan 12 poin.
Indra menilai penurunan tetaplah penurunan. Justru, Indonesia mestinya khawatir dengan penurunan ini walaupun disebut kecil oleh pemerintah.
"(Negara lain) itu turun lebih jauh dari Indonesia. Tetapi kan kemampuan mereka tetap di atas Indonesia. Bisa dibayangkan kalau Indonesia yang dari 371 terjadi penurunan skor yang sama, makin habis skor kita. Kita itu sudah di bawah, kok merasa tenang skornya menurun," tegas Indra kepada Medcom.id, Rabu, 6 Desember 2023.
Dia mengingatkan pemerintah tak memberikan harapan palsu terkait Kurikulum Merdeka dan Asesmen Nasional yang bisa meningkatkan peringkat Indonesia dalam PISA. Sebab, skornya tetap turun.
"Kalau dibilang penurunannya tidak setajam rata-rata dunia, ya enggak begitu. Karena (negara) yang di atas itu memang turun, tetapi nilai mereka sudah jauh di atas," papar Indra.
Indra menganologikan skor PISA Indonesia seperti nilai rapor peserta didik. Dia membandingkan dua peserta didik yang juga mengalami penurunan nilai.
"Nilai ujian saya 50, Kemudian turun jadi 45 artinya skor saya turun cuma 5 poin. Nah ada teman saya nilainya kemarin 90, sekarang turun jadi 80, turunnya 10 poin. Kan dua kali lipatnya tuh penurunan nilainya dia dari saya. Tapi kan tetap kemampuannya jauh dari yang nilainya 80 sama saya yang nilainya 45 padahal penurunan skor saya lebih sedikit. Jadi tolong jangan membuat narasi seolah-olah kita punya prestasi yang bagus," ujar dia.
| Baca juga: Skor PISA Indonesia-Palestina Terpaut Tipis, Kemampuan Matematika Setara |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
