Tak maksimalnya kondisi sekolah akan berpengaruh terhadap rangkaian kegiatan akademik siswa. Terlebih bagi siswa kelas 12 SMA/sederajat yang akan mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2026.
Para siswa harus bisa melakukan pendaftaran SNBP 2026 sesuai jadwal yang ditentukan. Namun, apakah ada penundaan bagi siswa yang ada di lokasi terdampak bencana?
Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), Eduart Wolok, menerangkan tak ada penundaan pelaksanaan SNBP 2026. Termasuk, bagi siswa yang berada di lokasi terdampak bencana.
"Enggak kalau penundaan. Enggak mungkin, karena itu berkaitan dengan kalender akademik," kata Eduart kepada Medcom.id, Selasa, 23 Desember 2025.
Namun, pihaknya bakal menyiapkan kebijakan khusus bagi siswa yang ada di lokasi terdampak bencana. Hal ini guna membantu kelancaran pendaftaran SNBP 2026 bagi siswa.
"Tetapi apakah ada policy untuk daerah bencana? Kemungkinan besar itu pasti ada. Karena kita ketahui bersama kan saat ini misalnya kayak berkas apa semua dan sebagainya seperti apa, tetap akan kita sikapi," ujar dia.
Eduart mengungkapkan pihaknya saat ini masih memetakan kekhususan yang akan diterapkan bagi siswa yang terdampak di lokasi bencana terkait pendaftaran SNBP pada Februari 2026. Saat ini, pihaknya masih melakukan identifikasi.
"Saat ini, kita sedang mengidentifikasi terkait dengan kondisi di bencana, dampaknya terhadap proses seleksi seperti apa, kemudian perlakuan seperti apa yang akan kita lakukan, kita ambil untuk anak-anak di wilayah bencana," ungkap dia.
Sementara itu, terkait data siswa di lokasi bencana, panitia SNPMB bakal memanfaatkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Menurutnya, Dapodik bisa dimanfaatkan untuk membantu proses pendaftaran para siswa di lokasi bencana.
"Tetapi di sisi lain kan data yang ada di Dapodik juga kan artinya gini, bencana yang dialami oleh anak-anak kita yang ada di Aceh dan Sumatera, itu tetap akan kita perhatikan dan asas fairness-nya tetap kita tidak akan mengorbankan mereka," ujar Eduart.
Berdasarkan data sementara Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) per Minggu, 14 Desember 2025 pukul 17.00 WIB, tercatat 3.274 satuan pendidikan terdampak bencana, mulai dari jenjang PAUD hingga pendidikan nonformal. Dampak tersebut meliputi 6.431 ruang kelas rusak, serta kerusakan pada bangunan pendukung dan fasilitas sanitasi sekolah.
Seluruh data kerusakan saat ini masih dalam proses verifikasi bersama dinas pendidikan daerah, mengingat keterbatasan akses dan jaringan di beberapa wilayah terdampak. Bencana ini berdampak langsung terhadap 276.249 siswa serta 25.936 guru dan tenaga kependidikan.
Selain itu, sebanyak 403.534 siswa yang tergabung dalam 19.427 rombongan belajar mengalami gangguan layanan pendidikan akibat rusaknya sarana dan prasarana sekolah, terputusnya akses menuju sekolah, serta kondisi warga sekolah yang harus mengungsi. Sejumlah satuan pendidikan juga sementara difungsikan sebagai lokasi pengungsian dan posko penanganan darurat.
Kemendikdasmen juga mencatat 15 guru dan 52 siswa teridentifikasi meninggal dunia, sementara itu sejumlah lainnya mengalami luka-luka dan masih berada di lokasi pengungsian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News