Yang menarik, kata Rina, penelitian peraih Nobel Ekonomi 2023, itu tidak hanya membuka cakrawala bagi Amerika Serikat, tetapi juga bagi negara lain, termasuk Indonesia. Rina menuturkan penelitian Goldin mengambil data evolusi dan dinamika pasar tenaga kerja di AS selama 200 tahun ke belakang.
Penelitian menunjukkan disparitas gender dalam dunia kerja makin berkurang. Namun, masih menyisakan perbedaan pendapatan dan pembatasan perempuan untuk masuk dunia kerja pada sektor tertentu.
Rina mengatakan Goldin telah menunjukkan ada hubungan positif antara pertumbuhan ekonomi dengan partisipasi perempuan di dunia kerja. Hal ini didukung dengan data ILO bahwa pengurangan gender participation gap akan meningkatkan pendapatan GDP suatu negara.
“Jadi, bahwa isu gender ini bukan hanya isu perempuan meminta pekerjaan, tetapi perempuan memiliki potensi dan peran cukup besar dalam perekonomian,” kata Rina saat menjadi pembicara pada seminar “Gender Issues in the Workplace: Nobel in Economics 2023” dikutip dari laman unpad.ac.id, Selasa, 14 November 2023.
Rektor perempuan pertama di Unpad itu mengatakan becermin dari analisis tersebut, bila kaum perempuan diberikan kesempatan berperan, berkontribusi, dan produktif, ekonomi suatu negara akan tumbuh, pendapatan perkapita akan meningkat, serta kemiskinan akan menurun.
Meskipun dunia kerja telah membuka luas partisipasi perempuan untuk bekerja, tantangan selanjutnya adalah bagaimana perempuan bisa membagi waktu untuk pekerjaan dan urusan domestik. Rina menjelaskan banyak perempuan memiliki prestasi akademik baik mendapat kesempatan untuk bekarier di dunia kerja.
Sayangnya, ada tantangan lain yang dihadapkan perempuan pekerja ketika memiliki keluarga. Pembagian waktu untuk keluarga dan pekerjaan kerap menjadikan perempuan terkendala masuk ke berbagai bidang pekerjaan potensial.
“Karena pekerjaannya tidak fleksibel, maka beberapa perempuan menjadi terkendala untuk bidang-bidang luas pada industri,” ujar Rina.
Disrupsi teknologi juga membuka peluang bagi perempuan. Rina mengatakan sektor jasa memiliki potensi luas bagi perempuan untuk mengembangkan karier.
“Saya yakin peluang perempuan akan menjadi lebih terbuka karena sektor jasa itu menjadi lebih fleksibel dan apalagi ditambah dengan teknologi. Jadi ini menguntungkan perempuan,” kata Rina.
Dia juga mendorong perempuan untuk mengenyam pendidikan hinga ke pendidikan tinggi. Rina menyebut dengan pendidikan, kompetensi perempuan bisa meningkat sehingga bisa masuk ke level pimpinan dan memiliki fleksibilitas kerja yang baik.
“Jadi, jangan menyerah untuk bekerja, terus produktif, dengan cara memiliki kompetensi apa. Kendati dunia kerja kurang fleksibel, tetapi ke depan sektor jasa dan teknologi membuat lebih fleksibel, sehingga yakin perempuan akan lebih punya peluang yang luas,” ujar dia.
Selain itu, kemampuan entrepreneurship khususnya kemampuan manajemen waktu diperlukan agar perempuan bisa menyeimbangkan antara kerja dengan keluarga. Dia juga mendorong pemerintah menyiapkan regulasi yang bisa membuka peluang perempuan untuk bekerja di berbagai bidang tanpa ada pembedaan.
Baca juga: Pekerja Perempuan di Industri Hasil Tembakau Mayoritas Jadi Tulang Punggung Keluarga |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News