Mayoritas koleksi berbahasa Indonesia dan mencakup transkrip wawancara, manuskrip dan publikasi, catatan penelitian, peta, serta foto-foto. Peluncuran berlangsung pada Senin di Adelaide, Australia, Senin, 8 November 2021.
Anton Lucas, seorang Associate Professor pada College of Humanities, Arts and Social Sciences, Flinders University, telah banyak berkiprah lewat penelitian dan ragam karya buku-buku tentang sejarah Indonesia. Anton pernah bekerja di the Social Sciences Research Training Centre (PLPIIS), Universitas Hasanuddin, Makassar, pada1984 hingga 1985, dan di the Inter-University Centre, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada 1990-1992.
Baca: Nadiem Sebut Ki Hadjar Dewantara Jadi Pahlawan Inspirasinya, Ini Alasannya
Setelah purna tugas dari Flinders University, Anton tetap menulis dan menjadi Adjunct Associate Professor di Flinders University. Ia juga dikenal aktif sebagai Anggota Gamelan Sekar Laras di Pendopo Flinders University. Anton menerangkan, seluruh koleksi yang telah dikumpulkan dalam karier profesionalnya, telah didonasikan ke perpustakaan Flinders University pada 2006.
"Koleksi tersebut berisi surat-surat dan dokumen pada masa pendudukan Jepang dan revolusi Indonesia yang berupa kliping berita, rekaman audio, dan foto-foto, khususnya yang berkaitan dengan 'Peristiwa Tiga Daerah' di Pantai Utara Jawa pada tahun 1945," ucap Anton, dalam keterangannya, Rabu, 10 November 2021.
Topik-topik koleksi yang dimiliki dan didonasikan kepada perpustakaan Flinders University meliputi demokrasi di Indonesia, perempuan dalam revolusi Indonesia, gerakan keagamaan, dan gerakan protes pertanahan dan lingkungan yang terjadi setelah revolusi Indonesia. Semua koleksi tersebut kini dikonversi dalam bentuk digital oleh perpustakaan Flinders University.
"Sehingga memudahkan bagi lebih banyak orang untuk mengakses koleksi tersebut sebagai sumber pembelajaran. Perpustakaan juga menyediakan akses global untuk materi arsip ini," terangnya.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Canberra, Mukhamad Najib mengapresiasi koleksi digital tentang sejarah Indonesia yang dimiliki oleh Anton. Ia menilai kemungkinan masih banyak anggota masyarakat Indonesia yang belum mengetahui secara lengkap mengenai sejarah tersebut.
"Arsip-arsip sejarah revolusi sosial di daerah Pantura, Jawa Tengah, merupakan koleksi sejarah yang sangat penting dan sangat bernilai tinggi," tutur Najib.
Najb menambahkan, digitalisasi arsip dan juga material lainnya penting dilakukan karena mempermudah publik untuk mengakses dan mempelajarinya. Semua koleksi berharga ini dapat dilihat bukan hanya oleh pelajar dan peneliti di Australia, tapi juga di Indonesia dan negara lainnya.
"Oleh karena itu, wakaf arsip sejarah digital yang diberikan Anton ini dapat menjadi salah satu jembatan penghubung pengetahuan antara Indonesia dan Australia," ungkap Najib.
Menurut dia, Arsip digital ini sangat penting. Sebab, bukan sekadar berisi catatan sejarah, tapi juga cerita hidup dan perjuangan bangsa Indonesia yang berusaha keluar dari penjajahan dan membangun negaranya secara mandiri.
"Hal ini belum tentu diketahui secara utuh oleh masyarakat Indonesia sendiri," terang Najib.
Baca: Atdikbud Canberra Jembatani Pertemuan Peneliti Indonesia dan Australia
Najib menyampaikan pemerintah Indonesia akan selalu berusaha memberikan dukungan penuh pada program Indonesian Studies yang ada di Australia termasuk di Flinders University. Salah satu dukungan yang diberikan pemerintah yakni lewat rencana mengirimkan guru Bahasa Indonesia ke Flinders University pada 2022.
Ia berharap pengiriman guru bahasa Indonesia dapat memperkuat program Indonesian Studies di Flinders University. Selain itu, juga bisa meningkatkan kolaborasi antara Flinders University dengan kantor Atdikbud di Canberra dalam mempromosikan dan mengembangkan bahasa dan kajian tentang Indonesia di Australia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News