Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Canberra, Mukhamad Najib mengapresiasi koleksi digital tentang sejarah Indonesia yang dimiliki oleh Anton. Ia menilai kemungkinan masih banyak anggota masyarakat Indonesia yang belum mengetahui secara lengkap mengenai sejarah tersebut.
"Arsip-arsip sejarah revolusi sosial di daerah Pantura, Jawa Tengah, merupakan koleksi sejarah yang sangat penting dan sangat bernilai tinggi," tutur Najib.
Najb menambahkan, digitalisasi arsip dan juga material lainnya penting dilakukan karena mempermudah publik untuk mengakses dan mempelajarinya. Semua koleksi berharga ini dapat dilihat bukan hanya oleh pelajar dan peneliti di Australia, tapi juga di Indonesia dan negara lainnya.
"Oleh karena itu, wakaf arsip sejarah digital yang diberikan Anton ini dapat menjadi salah satu jembatan penghubung pengetahuan antara Indonesia dan Australia," ungkap Najib.
Menurut dia, Arsip digital ini sangat penting. Sebab, bukan sekadar berisi catatan sejarah, tapi juga cerita hidup dan perjuangan bangsa Indonesia yang berusaha keluar dari penjajahan dan membangun negaranya secara mandiri.
"Hal ini belum tentu diketahui secara utuh oleh masyarakat Indonesia sendiri," terang Najib.
Baca: Atdikbud Canberra Jembatani Pertemuan Peneliti Indonesia dan Australia
Najib menyampaikan pemerintah Indonesia akan selalu berusaha memberikan dukungan penuh pada program Indonesian Studies yang ada di Australia termasuk di Flinders University. Salah satu dukungan yang diberikan pemerintah yakni lewat rencana mengirimkan guru Bahasa Indonesia ke Flinders University pada 2022.
Ia berharap pengiriman guru bahasa Indonesia dapat memperkuat program Indonesian Studies di Flinders University. Selain itu, juga bisa meningkatkan kolaborasi antara Flinders University dengan kantor Atdikbud di Canberra dalam mempromosikan dan mengembangkan bahasa dan kajian tentang Indonesia di Australia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News