"Ini bukan cerita saja, tapi harus direncanakan dengan baik dan harus ada yang membidanginya. Universitas itu, perlu membentuk tim khusus menangani Merdeka Belajar di kampus," kata Agussani di Medan, dilansir dari Antara, Senin, 13 Desember 2021.
Ia mengatakan, program MBKM bukan berarti melepas mahasiswa begitu saja. Tetapi perguruan tinggi, di Indonesia harus tetap membangun jejaring ke luar, mengawasi dan memantau, termasuk ketika mahasiswa selesai menempuh pendidikan di kampus.
Agussani mengatakan, perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Tanah Air harus bisa mengasah kemampuan mahasiswanya. Terutama, yang tidak hanya unggul di jaringan luar kampus.
Baca: Cegah Pelecehan Seksual Berulang, Unsri Bentuk Satgas Libatkan Mahasiswi
"Dalam konteks keilmuan seperti komunikasi, tapi bukan cuma komunikasi saja. Namun mahasiswa itu bisa mendapati pembelajaran manajemen, kepemimpinan, administrasi dan lain-lain yang sangat berharga," tutur dia.
Pihaknya menilai pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota dan dunia kerja sangat beruntung di program MBKM. Sebab, otomatis meningkatkan lulusan seorang mahasiswa.
Sejak diluncurkan pada 2020, program MBKM di UMSU diikuti 6.199 mahasiswa. Terdiri dari 1.121 program MBKM pemerintah, 1.933 magang prodi, dan 3.145 MBKM internal.
"Hari ini aktivitas sembilan komponen MBKM itu sudah berjalan. Mengikuti magang di masing-masing perusahaan dengan beban 20 SKS, dan sekitar 1.500 mahasiswa kita bertebar di seluruh Indonesia," terang Agussani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
