"Secara fasilitas sarana prasarana, terdapat 245 bed dengan tekanan negatif yang bisa segera berubah fungsinya menjadi ruang ranap infeksi untuk ranap reguler dan intensive care," kata Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSA UGM Ade Febrina mengutip siaran pers UGM, Rabu, 19 Januari 2022.
Sebagai salah satu rujukan RS penanganan covid-19, kata dia, RSA UGM sudah memiliki alur yang bisa segera diaktifkan kembali bila terjadi lonjakan kasus Omicron maupun varian lainnya. RSA UGM memiliki 467 tempat tidur dan Lab Diagnostik covid-19 yang beroperasi 24 jam, baik untuk pemeriksaan antigen dan tes PCR untuk penanganan pasien yang terindikasi covid-19.
Baca: Mahasiswa UNY Buat Inovasi Dompet Anti Maling
RSA UGM juga memiliki gedung khusus perawatan covid-19 yang terpisah dengan layanan reguler. Dari mulai pendaftaran, kasir, apotek, poliklinik, rawat inap, hingga Intensive Care Unit (ICU) sengaja dikhususkan menangani pasien covid-19.
Semua petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) level tiga sesuai standar yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO). "Karenanya RSA UGM siap menghadapi covid-19 dengan aktivasi sistem tersebut," ujarnya.
Ade mengatakan bagi masyarakat yang terkena covid-19 untuk tidak sungkan berobat ke RSA UGM dan tidak perlu khawatir tentang pembiayaan. Sebab, pemerintah menjamin rakyatnya yang sakit covid-19 dengan penjaminan dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) yang melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan baik rawat jalan maupun rawat inap.
Sementara, untuk pasien yang isolasi mandiri yang telah melakukan pemeriksaan kesehatan di RSA UGM akan dibantu monitoring kesehatannya melalui sistem monitor isolasi mandiri. "Lewat sistem ini pasien akan tahu apakah kondisinya membaik, atau memburuk, kapan harus periksa ke rumah sakit kembali," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id