“Di sinilah tradisi, adat istiadat, seni, ekspresi budaya, dan kearifan lokal terus hidup, tumbuh, dan berkembang. Tidak hanya menjadi tempat pelestarian warisan leluhur, desa budaya juga menjadi sumber inspirasi dan kearifan untuk menjawab tantangan masa kini,” ujar Fadli di Puncak Acara Apresiasi Desa Budaya 2024 dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Kamis, 19 Desember 2024.
Fadli juga menyoroti tantangan yang dihadapi dalam menjaga kebudayaan di era globalisasi dan disrupsi teknologi. Dia menyebut menjaga kebudayaan di era ini bukanlah perkara mudah.
Globalisasi, modernisasi, dan bahkan di era digital ini masuknya budaya-budaya dari luar sering kali menjadi tantangan yang besar bagi pertahanan tradisi dan kearifan lokal. Namun, kata dia, desa-desa yang diapresiasi adalah contoh nyata ketangguhan budaya.
"Mereka membuktikan bahwa kebudayaan dapat beradaptasi dengan zaman, tanpa kehilangan akar sejarah dan nilai-nilai luhurnya,” tutur dia.
Puncak Acara Apresiasi Desa Budaya 2024 digelar di Desa Lalang, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung. Kegiatan Apresiasi Desa Budaya 2024 memberikan penghargaan kepada desa-desa yang telah berhasil mengembangkan potensi melalui pelestarian tradisi, pemberdayaan ekonomi berbasis budaya, dan upaya mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi mendatang.
“Apresiasi Desa Budaya adalah momen penting untuk memberikan penghargaan kepada desa-desa yang telah berperan sebagai penjaga kebudayaan bangsa,” ujar Fadli.
Fadli juga mengajak desa-desa lain di seluruh Indonesia menjadikan desa-desa budaya yang menerima penghargaan tahun ini sebagai sumber inspirasi. “Semoga penghargaan ini tidak hanya menjadi bentuk pengakuan, tetapi juga pemantik semangat untuk terus berkarya, berinovasi, mendorong lahirnya berbagai inisiatif, dan memastikan agar desa-desa budaya tetap menjadi penjaga masa lalu, pedoman di masa kini, dan penyambung
generasi masa depan,” tutur Fadli.
Baca juga: Desa Budaya Wujud Nyata Proses Pemajuan Kebudayaan |
Kriteria Apresiasi Desa Budaya 2024 mencakup:
- Komitmen desa dalam mengintegrasikan kebijakan budaya ke dalam regulasi desa
- Keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat termasuk perempuan, anak-anak, generasi muda, dan penyandang disabilitas
- Kerja sama antardesa
- Optimalisasi pemanfaatan aset desa untuk kegiatan budaya dan pengembangan ekonomi berbasis budaya
- Inovasi dalam menciptakan produk budaya lokal yang mencerminkan keberagaman budaya.
1. Desa Air Hitam Laut (Tanjung Jabung Timur, Jambi)
Desa ini diakui atas komitmennya melestarikan tradisi Mujuk Selang, sebuah praktik budaya yang mengedepankan nilai gotong-royong masyarakat pesisir dalam menjagakeseimbangan ekologi dan sumber daya alam laut. Tradisi ini diperkuat melalui regulasi desa dan didukung dengan pelibatan aktif generasi muda serta perempuan dalam upaya pelestarian lingkungan
2. Desa Dasun (Rembang, Jawa Tengah)
Desa Dasun mencuri perhatian berkat inovasi seni rupa berbasis garam yang memadukan tradisi budaya bahari dengan seni kontemporer. Desa ini juga berhasil mengoptimalkan kolaborasi antara seniman lokal dan masyarakat, menjadikan seni sebagai media penggerak ekonomi kreatif sekaligus identitas budaya bahari.3. Desa Krikilan (Sragen, Jawa Tengah)
Keunggulan Desa Krikilan terletak pada pengelolaan destinasi wisata budaya berbasis kearifan lokal. Desa ini memanfaatkan Situs Sangiran, warisan dunia UNESCO untuk mengembangkan narasi budaya yang mengintegrasikan edukasi sejarah, seni pertunjukan tradisional, dan ekonomi kreatif. Komitmen inklusif ditunjukkan dengan keterlibatan perempuan dan kelompok rentan dalam pengembangan destinasi tersebut.4. Desa Kebondalem Kidul (Klaten, Jawa Tengah)
Desa ini menginspirasi dengan model desa wisata budaya yang berfokus pada pelestarian seni tradisional seperti wayang kulit dan karawitan. Komitmen dalam mengintegrasikan kebijakan budaya ke dalam regulasi desa, serta dukungan penuh dari masyarakat dalam mengembangkan ekonomi kreatif berbasis budaya, menjadi alasan utama desa ini meraih penghargaan.5. Desa Rambutan Masam (Batanghari, Jambi)
Desa Rambutan Masam berhasil menghidupkan kembali tradisi Mujuk Selang sebagai upaya revitalisasi budaya lokal yang telah lama terpinggirkan. Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai pengikat sosial masyarakat tetapi juga menjadi medium edukasi bagi generasi muda dalam menjaga keberlanjutan sumber daya alam.Dewan juri terdiri atas akademisi, budayawan, praktisi, dan pemangku kebijakan, seperti Bito Wikantosa (Staf Ahli Kemendes PDTT), Susi Ivvaty (Asosiasi Tradisi Lisan), Redy Eko Prasetyo (Pengajar Fakultas Vokasi, Universitas Brawijaya), dan Aloysius Budi Kurniawan (Jurnalis Harian Kompas). Juri sepakat kelima desa tersebut layak mendapatkan apresiasi atas inovasi dan dedikasinya dalam pemajuan kebudayaan.
Malam Puncak Apresiasi Budaya Desa 2024 pada 17 Desember 2024 dipadati ribuan masyarakat lokal Desa Lalang. Sejak pukul 15.00, masyarakat Desa Lalang sudah memadati kanan-kiri sisi jalan pawai untuk menyaksikan Parade Budaya Desa yang diikuti oleh 1.400 peserta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id