Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA), Ganjar Pranowo hadir dalam Wisuda Pascasarjana UGM. DOK UGM
Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA), Ganjar Pranowo hadir dalam Wisuda Pascasarjana UGM. DOK UGM

Wisuda UGM Dihadiri Ganjar Pranowo, Beri Pesan Ini

Renatha Swasty • 25 Juli 2024 10:50
Jakarta: Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Wisuda Program Pascasarjana Periode IV Tahun Akademik 2023/2024 pada Rabu, 24 Juli 2024. Sebanyak 991 orang lulus dari Program Pascasarjana UGM.
 
Rinciannya, 834 lulusan Program Magister (S2), termasuk 10 wisudawan warga negara asing, 80 lulusan Program Spesialis, 5 lulusan Program Subspesialis, 72 lulusan Program Doktor (S3), termasuk 2 orang wisudawan berasal dari warga negara asing.
 
Prosesi wisuda turut dihadiri Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA), Ganjar Pranowo, dan Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran. Kehadiran Sabran lantaran sang istri sebagai salah satu lulusan yang diwisuda.

Dalam kesempatan itu, Ganjar menyematkan pin KAGAMA kepada dua lulusan. Dia juga memberikan pesan kepada wisudawan.
 
Ganjar mengingatkan Indonesia saat ini sedang mengalami darurat kesehatan mental. Kesehatan mental menjadi tema menarik untuk diangkat karena ketertarikan dan kepedulian terhadap persoalan ini akan menjadikan bangsa Indonesia kuat, lebih baik, dan memiliki tingkat kesehatan yang bagus.
 
"Diangkatnya tema ini karena tingginya angka bunuh diri di kalangan generasi muda dalam beberapa waktu terakhir. Problem kejiwaan ini ternyata banyak diidap secara sembunyi oleh banyak orang di Indonesia,” kata Ganjar dikutip dari laman ugm.ac.id, Kamis, 25 Juli 2024.
 
Ganjar mengatakan perguruan tinggi sebagai penghasil ilmu pengetahuan memiliki pekerjaan rumah besar pada persoalan ini. Dia menekankan perlu kehadiran negara memberikan fasilitas untuk menyelesaikan persoalan ini.
 
Sementara itu, Rektor UGM, Ova Emilia, menyinggung
teknologi kecerdasan buatan (AI) yang akan mengalami perkembangan cukup pesat dalam dekade-dekade mendatang. Teknologi ini bisa membantu banyak pihak, pemerintah maupun industri dalam pengambilan keputusan.
 
Meski begitu, kehadiran teknologi ini berisiko dan berdampak negatif terhadap pelanggaran hak cipta, juga kekayaan intelektual serta kebocoran data pribadi. Tidak hanya sampai di situ, era disrupsi revolusi industri 4.0 banyak profesi yang hilang, namun juga bermunculan jenis profesi baru.
 
Mengutip laporan Lembaga riset Internasional, McKinsey Global Institute diprediksi pada 2030 ada sekitar 75 hingga 375 juta pekerjaan hilang. Sehingga, akan terjadi job loss sekaligus job gain.
Ova menyebut setiap lulusan perguruan tinggi mesti memiliki kompetensi yang memiliki peluang untuk berkarya dan bekerja sesuai bidang keilmuan yang ditekuninya.
 
"Namun sebaiknya kita tidak bergantung dengan satu keterampilan yang dimiliki. Apa pun gelar dan bidang ilmu yang memang semakin dibutuhkan, akan tetapi dengan memiliki technical skill dan social skill, soft skill dari lintas disiplin ilmu akan menjadikan saudara para lulusan semuanya lebih unggul dan berdaya tawar tinggi,” kata Ova.
 
Pada wisuda kali, jumlah lulusan perempuan mendominasi dibandingkan dengan lulusan pria. Jumlah wisudawan pria 445 orang (44,90 persen) dan wisudawan perempuan 546 orang (55,10 persen).
 
Untuk Program Magister (S2) masa studi rata-rata adalah 2 tahun 2 bulan dan waktu studi tercepat berhasil diraih Stephanus Bimo Dwi Prasetyo dari Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis, yang menyelesaikan studinya dalam waktu 1 tahun 2 bulan 10 hari.
 
Rerata usia lulusan Program Magister periode ini adalah 29 tahun 6 bulan 15 hari. Lulusan termuda adalah Frista Chairunnisa dari Program Studi Magister Bioteknologi, Sekolah Pascasarjana, dengan usia 22 tahun 9 bulan 27 hari.
 
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Magister (S2) periode ini adalah 3,73. Sementara itu, yang berpredikat Pujian pada periode ini sejumlah 382 lulusan (45,80 persen), berpredikat Sangat Memuaskan sejumlah 393 orang (47,12 persen), dan berpredikat Memuaskan sejumlah 59 orang (7,08 persen), dan pada lulusan program Magister (S2) periode ini terdapat 16 lulusan yang memiliki IPK tertinggi 4,00.
 
Untuk Program Spesialis, masa studi rata-rata Program Spesialis periode ini adalah 4 tahun, dan waktu studi tercepat diraih Iswandi Darwis dari Program Studi Jantung dan Pembuluh Darah, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, yang berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 2 tahun 8 bulan 15 hari.
 
Rerata usia lulusan Program Spesialis  periode ini adalah 34 tahun 6 bulan 15 hari, dan lulusan termuda diraih Adiguna Putra Walianto dari Program Studi Program Studi Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, dengan usia 27 tahun 2 bulan 16 hari.
 
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Spesialis adalah 3,74. Lulusan Program Spesialis periode ini yang berpredikat Pujian sejumlah 42 lulusan (52,50 persen), berpredikat Sangat Memuaskan sejumlah 29 lulusan (36,25 persen), dan berpredikat Memuaskan sejumlah 7 lulusan (8,75 persen), dan 2 lulusan (2,50 persen) tanpa predikat.
 
Pada lulusan program Spesialis periode ini terdapat 4 orang yang memiliki IPK tertinggi 4,00 yang keseluruhannya berasal dari Program Studi Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi.
 
Untuk Program Subspesialis masa studi rata-rata Program Subspesialis adalah 3 tahun, dan waktu studi tercepat diraih Dwita Dyah Adyarini dari Program Studi Subspesialis Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, yang berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 2 tahun 10 bulan 8 hari. Iapun juga berhasil meraih IPK tertinggi 3,91 sekaligus berpredikat Pujian.
 
Rerata usia lulusan Program Subspesialis periode ini adalah 38 tahun 7 bulan 15 hari, dan lulusan termuda diraih Erlangga Prasamya dari Program Studi Subspesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, yang menyelesaikan studinya dalam usia 33 tahun 11 bulan 5 hari.
 
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Subspesialis adalah 3,77. Lulusan Program Subspesialis periode ini yang berpredikat Pujian sebanyak 1 orang lulusan (20 persen), selebihnya sebanyak 4 orang (80 persen) berpredikat Sangat Memuaskan.
 
Untuk Program Doktor masa studi rata-rata Program Doktor adalah 4 tahun 7 bulan, dan waktu studi tercepat diraih Saudari Vincencia Septaviani Issera Sulistya Putri dari Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, yang menyelesaikan studinya dalam waktu 2 tahun 7 bulan 12 hari.
 
Rerata usia lulusan Program Doktor adalah 41 tahun 6 bulan 16 hari, dan lulusan termuda adalah Ravidho Ramadhan dari Program Studi Doktor Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, yang menyelesaikan studi Program Doktoralnya pada usia 26 tahun 5 bulan 5 hari.
 
IPK rata-rata lulusan Program Doktor (S3) periode ini adalah 3,85. Sementara yang berpredikat Pujian sebanyak 27 orang lulusan (37,50 persen), berpredikat Sangat Memuaskan sebanyak 38 orang lulusan (52,78 persen) dan berpredikat Memuaskan sebanyak 7 orang lulusan (9,72 persen). Pada lulusan program Doktor periode ini terdapat 12 wisudawan yang memiliki IPK tertinggi 4,00 sekaligus berpredikat Pujian.
 
Baca juga: Mendobrak Batas Anak Tukang Ukir: Ulfatun Nikmah, Lulusan SMK Raih Gelar Magister FEB UGM

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan