Hal ini mungkin akan membuat Sobat Medcom bertanya-tanya. Bagaimana bisa sel kanker menyebar, padahal tubuh manusia memiliki sistem imun yang berfungsi melawan berbagai jenis patogen?
Rupanya, hal ini dikarenakan sel kanker pandai ‘mengecoh’ sistem imun dalam tubuh manusia. Untuk memahaminya lebih lanjut, simak pembahasan mengenai serba-serbi sel kanker berikut yang dikutip dari Zenius:
Proses terjadinya sel kanker
Sel kanker memiliki kemampuan bereplikasi dalam jumlah banyak di luar batas normal. Namun, proses terjadinya kanker tidak serta-merta karena penggandaan sel, melainkan telah melewati sejumlah tahapan.Proses terjadinya kanker disebut sebagai karsinogenesis. Proses ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu initiation, promotion, dan progression.
Initiation merupakan tahap perkembangan awal sel kanker. Sel akan mengalami mutasi genetik, di mana DNA sel berubah sehingga memiliki kemampuan tumbuh lebih cepat dari biasanya.
Penyebab mutasi gen pada mayoritas penyakit kanker berasal dari lingkungan sekitar pasien. Seperti, radiasi nuklir, asap rokok, paparan bahan-bahan kimia berbahaya, sinar UV, dan sebagainya.
Sel-sel yang terinisiasi kemudian mulai membelah berlipat ganda pada tahap promotion. Proses ini membutuhkan waktu lama, bahkan beberapa tahun.
Namun, karena sebelumnya sudah terjadi mutasi di tahap initiation, muatan DNA pada sel-sel yang dihasilkan pun mengalami penyimpangan. Kumpulan sel baru justru menyerang jaringan di sekitarnya dengan cepat.
Cara mengidentifikasi sel kanker
Dari tahapan proses terjadinya kanker di atas, setidaknya terdapat lima ciri pembeda antara sel kanker dengan sel sehat. Pertama, terjadi mutasi genetik.Mutasi gen yang merupakan penciri utama sel kanker dapat mengubah susunan genetik. Mutasi ini akan berdampak pada protein yang dihasilkan DNA melalui proses central dogma.
DNA normal mulanya bakal menyalin kode genetik untuk mengirim informasi genetik ke ribosom. DNA lantas menghasilkan salinan genetik sebagai perantara yang disebut mRNA, atau messenger RNA.
Namun, dalam kasus proses terjadinya kanker, mutasi genetik otomatis akan berefek ke protein yang dihasilkan. Struktur dan bentuk susunan protein tampak berubah, lebih tepatnya terlihat dari lekak-lekuk protein.
Penciri sel kanker sleanjutnya adalah memiliki kemampuan memperbanyak diri dengan laju kecepatan yang abnormal. Hal ini tak terlepas dari mutasi gen.
Mutasi gen menyebabkan sel membelah diri dengan laju kecepatan yang abnormal. Kemampuan menggandakan diri ini dibarengi dengan adanya jaringan pembuluh darah baru.
Inilah yang menjadi penciri sel kanker berikutnya, yaitu mampu membangun jaringan pembuluh darah baru. Kemampuan ini merupakan upaya agar sel bisa tetap hidup dalam tubuh.
Ketika banyak sel-sel baru diproduksi, sel kanker mendatangkan jaringan pembuluh darah baru. Hal ini bertujuan agar tiap sel baru tetap mendapat nutrisi dan oksigen ketika mengalami ekspansi.
Selain membuat jaringan pembuluh darah baru, sel kanker juga memiliki kemampuan bermetastasis alias menyebar ke organ-organ lain. Kemampuan metastasis ini membuat kanker sulit disembuhkan.
Penciri sel kanker yang terakhir ialah mampu ‘mengelabui’ sistem imun. Jika diibaratkan, sel kanker bak memiliki invisible cloak atau selimut tak kasat mata yang membuat sistem imun tak mengenalinya sebagai sel abnormal.
Dengan kata lain, bukan berarti sistem imun tubuh manusia lemah. Justru sebaliknya, sistem imun sudah sangat ‘canggih’ karena bisa mengenali perubahan-perubahan sel.
Hanya saja, sel kanker memang punya kemampuan khas untuk mengenali sel imun yang rutin ‘berpatroli’ dalam tubuh. Sel ini bisa ‘megumpat’ atau ‘menyamar’ sebagai sel sehat.
Cara sel kanker mengecoh sistem imun
Sebagai mekanisme pertahanan tubuh, sel T merupakan salah satu tipe sel darah putih yang berperan penting. Ini bisa membedakan sel normal dengan sel yang merupakan patogen penyebab penyakit.Ketika ada patogen yang terdeteksi, sel T akan memerintah sel B untuk membuat antibodi guna melawan zat asing sebelum merusak sel sehat. Prosesnya melibatkan dua macam protein, yaitu PD-1 di permukaan sel T dan PD-L1 di permukaan sel normal.
Protein sel T yang bernama PD-1 akan mencoba mengaitkan diri ke protein di permukaan sel target. Kalau cocok, mereka bakal menyatu sebagai tanda bahwa sel reseptor itu masih normal.
Sel kanker mengetahui respons imun antara PD-1 dan PD-L1 tersebut. Demi bertahan hidup, sel kanker akhirnya meniru sel normal dengan mengekspresikan protein PD-L1.
Inilah yang membuat sel kanker meleset dari incaran antibodi. Sel kanker pun makin besar dan menyebar, atau dalam istilah medis dikenal dengan kanker stadium lanjut.
Kabar baiknya, penyamaran sel kanker ini bisa disingkap melalui metode terapi imun. Revolusi di bidang immunotherapy ini merupakan hasil temuan James Allison dari University of Texas dan Tasuku Honjo dari Kyoto University.
Mereka berhasil membuat antibodi yang menghambat interaksi PD-1 dan PD-L1 pada permukaan sel kanker, sehingga keduanya tak saling bertemu. Pemberian antibodi melalui cairan infus itu membantu sistem imun pasien untuk mengenali keberadaan sel kanker.
Demikianlah pembahasan mengenai sel kanker yang bisa dijuluki ‘si pengecoh sel imun’. Mulai dari proses terbentuknya sel kanker, ara mengidentifikasi, serta caranya mengelabui sistem imun. Semoag bermanfaat! (Nurisma Rahmatika)
Baca: Unpad Cari Calon Investor Pembangunan Rumah Sakit Jantung, Otak, dan Kanker
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News