Inilah yang menjadi penciri sel kanker berikutnya, yaitu mampu membangun jaringan pembuluh darah baru. Kemampuan ini merupakan upaya agar sel bisa tetap hidup dalam tubuh.
Ketika banyak sel-sel baru diproduksi, sel kanker mendatangkan jaringan pembuluh darah baru. Hal ini bertujuan agar tiap sel baru tetap mendapat nutrisi dan oksigen ketika mengalami ekspansi.
Selain membuat jaringan pembuluh darah baru, sel kanker juga memiliki kemampuan bermetastasis alias menyebar ke organ-organ lain. Kemampuan metastasis ini membuat kanker sulit disembuhkan.
Penciri sel kanker yang terakhir ialah mampu ‘mengelabui’ sistem imun. Jika diibaratkan, sel kanker bak memiliki invisible cloak atau selimut tak kasat mata yang membuat sistem imun tak mengenalinya sebagai sel abnormal.
Dengan kata lain, bukan berarti sistem imun tubuh manusia lemah. Justru sebaliknya, sistem imun sudah sangat ‘canggih’ karena bisa mengenali perubahan-perubahan sel.
Hanya saja, sel kanker memang punya kemampuan khas untuk mengenali sel imun yang rutin ‘berpatroli’ dalam tubuh. Sel ini bisa ‘megumpat’ atau ‘menyamar’ sebagai sel sehat.
Cara sel kanker mengecoh sistem imun
Sebagai mekanisme pertahanan tubuh, sel T merupakan salah satu tipe sel darah putih yang berperan penting. Ini bisa membedakan sel normal dengan sel yang merupakan patogen penyebab penyakit.Ketika ada patogen yang terdeteksi, sel T akan memerintah sel B untuk membuat antibodi guna melawan zat asing sebelum merusak sel sehat. Prosesnya melibatkan dua macam protein, yaitu PD-1 di permukaan sel T dan PD-L1 di permukaan sel normal.
Protein sel T yang bernama PD-1 akan mencoba mengaitkan diri ke protein di permukaan sel target. Kalau cocok, mereka bakal menyatu sebagai tanda bahwa sel reseptor itu masih normal.
Sel kanker mengetahui respons imun antara PD-1 dan PD-L1 tersebut. Demi bertahan hidup, sel kanker akhirnya meniru sel normal dengan mengekspresikan protein PD-L1.
Inilah yang membuat sel kanker meleset dari incaran antibodi. Sel kanker pun makin besar dan menyebar, atau dalam istilah medis dikenal dengan kanker stadium lanjut.
Kabar baiknya, penyamaran sel kanker ini bisa disingkap melalui metode terapi imun. Revolusi di bidang immunotherapy ini merupakan hasil temuan James Allison dari University of Texas dan Tasuku Honjo dari Kyoto University.
Mereka berhasil membuat antibodi yang menghambat interaksi PD-1 dan PD-L1 pada permukaan sel kanker, sehingga keduanya tak saling bertemu. Pemberian antibodi melalui cairan infus itu membantu sistem imun pasien untuk mengenali keberadaan sel kanker.
Demikianlah pembahasan mengenai sel kanker yang bisa dijuluki ‘si pengecoh sel imun’. Mulai dari proses terbentuknya sel kanker, ara mengidentifikasi, serta caranya mengelabui sistem imun. Semoag bermanfaat! (Nurisma Rahmatika)
Baca: Unpad Cari Calon Investor Pembangunan Rumah Sakit Jantung, Otak, dan Kanker
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News