Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ari Fahrial Syam mengatakan, bahwa keterlibatan Universitas Indonesia dalam membantu penanganan covid-19 sebenarnya sudah sejak lama dilakukan. Bahkan sejak mahasiswanya masih kuliah di Fakultas Kedokteran.
Mulai dari melakukan pengumpulan donasi untuk membeli suplemen dan Alat Pelindung Diri (APD), hingga turun langsung menjadi relawan di Call center covid-19.
"Mereka juga membuat tulisan-tulisan yang dipublikasi di jurnal internasional. saat ini kita juga membantu vaksinasi di beberapa wilayah di DKI dan di RS UI. Kita bantu vaksinasi di RSCM juga," sebut Ari kepada Medcom.id, Kamis, 24 Juni 2021.
Dokter Muda
Tidak berhenti sampai di situ, saat mahasiswa sudah lulus menjadi sarjana kedokteran dan selesai mengikuti Program Profesi Dokter, para dokter muda UI langsung diberangkatkan ke daerah penempatannya masing-masing untuk mengikuti program internship.
"Otomatis di daerah penempatannya nanti para dokter muda UI ini akan ikut membantu pemerintah dalam pelayanan covid-19, karena memang pasti itu yang menjadi concern di setiap fasilitas kesehatan di daerah," kata Ari.
Menyadari kondisi ini, para dokter muda ini juga akan mengikuti pembekalan tentang covid-19 sebelum terjun ke daerah penempatan. "Bahkan FKUI mendapat tanggung jawab dari PPSDM untuk memberikan modul tanggap bencana ini, mereka dikasih pembekalan tentang covid-19," ujar Ari.
Modul Tanggap Pandemi Covid-19 yang disusun oleh tim staf pengajar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Medical Education Center IMERI FKUI. Modul ini dapat diakses secara luas oleh mahasiswa kedokteran dan profesi kesehatan di seluruh Indonesia.
Modul ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pembekalan dan pendampingan materi bagi mahasiswa kedokteran dan profesi kesehatan di tahap mana pun, sehingga dapat memiliki pengetahuan yang cukup terkait covid-19 dan pandemi yang sedang terjadi.
Kehadiran modul ini diharapkan dapat menjadikan mahasiswa kedokteran maupun profesi kesehatan aktif berpartisipasi dalam penanganan pandemi covid-19 di Indonesia, terutama dalam edukasi keluarga, komunitas, dan masyarakat sekitar, sehingga siap menjadi ‘garda terdepan’ pencegahan pandemi covid-19 yang sebenarnya.
Menurut Ari, yang terpenting adalah dokter muda harus sudah mengenali penyakit ini ketika turun ke daerah penempatan. Kehadiran para dokter muda itu nantinya diharapkan dapat membantu penanganan covid-19 pada kasus-kasus ringan.
"Seperti diketahui di RS itu butuh dokter spesialis, nah dokter muda ini bisa membantu menjadi dokter jaga, frontliner. Misalnya untuk melakukan pemeriksaan awal, kasih obat, bahkan beberapa sudah bisa pakai ventilator, sudah bisa pasang alat," beber Ari.
Kehadiran dokter muda ini sangat penting untuk melakukan pemeriksaan, data laboratorium untuk nanti ditindaklanjuti oleh supervisor atau dokter spesialis yang jumlahnya terbatas itu.
Ari mengatakan, bahwa di tengah program dokter muda turun membantu penanganan covid-19 diakuinya tetap menemui kendala, yakni soal keterbatasan ruangan. "Sekarang kita sudah jungkir balik. Problem sekarang itu keterbatasan ruangan. dokter banyak-banyak juga mau diapain, pasien menumpuk di ICU, IGD," ungkapnya.
Ia berharap para dokter muda ini tak sia-sia dalam penempatanya. Sehingga dapat dialihkan juga untuk membantu call center atau platform telemedicine lainnya. Peran ini juga penting untuk ditingkatkan, agar masyarakat bisa ditenangkan.
"Jadi tidak seluruh kasus covid-19 harus datang ke IGD. Biar kasus-kasus berat saja. Menangani masalah panik ini penting juga untuk dikendalikan. perlu ada dokter umum yang bisa melakukan ini," terang dia.
Sebelumnya, lonjakan kasus covid-19 langsung direspons Kementerian Kesehatan. Demi mengisi kekurangan tenaga kesehatan, pemerintah akan memanggil dokter muda.
Tak hanya itu, pemerintah juga akan menguji coba formasi satu berbanding enam (1:6). Formasi ini meliputi satu dokter dapat menangani enam pasien positif covid-19.
"Pemerintah akan melakukan berbagai upaya untuk membantu beberapa rumah sakit yang kekurangan nakes (tenaga kesehatan). Rumah sakit di beberapa daerah juga sudah meminta pemerintah untuk mengirimkan bantuan nakes," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi, dalam tayangan Metro Siang Metro TV, Senin, 21 Juni 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News