"Teen Voice menjadi wadah mengembangkan minat dan ketertarikan mereka di bidang apa pun, tapi fokusnya masih di skill-skill digital di bidang kewirausahaan digital. Contohnya ada program digital enterpreneur, ada kategori podcast, voice over, bisnis development dan lain-lain," beber siswa SMA Giovanni Kupang, Aldrick Raphael Luly, kepada Medcom.id, Senin, 20 Mei 2024.
Raphael menuturkan dengan literasi yang disediakan Teen Voice pihaknya ingin membuka wawasan sekaligus memancing anak muda NTT mampu berkarya di bidang digital. Terlebih, ingin mengeluarkan anak muda NTT dari jebakan rendahnya SDM yang terserap dalam dunia kerja di industri nasional.
"Kami telah melakukan riset perusahaan di NTT kesulitan mendapat SDM siap kerja. Dan hanya 0,04 persen lulusan NTT yang masuk ke industri nasional," jelas dia.
Adapun dalam mengembangkan Teen Voice tim menggandeng tujuh sekolah di Kupang. Dia berharap dengan kolaborasi itu sesama remaja bisa saling mendukung dalam pengembangan diri di Teen Voice.
"Kita sesama siswa SMA fokus pada pengembanagnan diri remaja untuk meningkatkan kualitas SDM kita, sedini mungkin," ujar dia.
Sejak digarap tiga bulan lalu, setidaknya sudah 100 remaja Kupang terserap di Teen Voice dan berkembang bersama. Tim juga melakukan pelatihan bidang digital kepada ratusan anak muda Kupang melalui platform tersebut.
"Kemarin kita ada pelatihan dengan Voice Over Institute Surabaya, kita juga bermitra dengan Grab (layanan ojek online) untuk membuat konten digital Grab, ada kerja sama juga dengan DBL, dan lain-lain," ungkap dia.
Kini, Teen Voice tak cuma menjadi wadah belajar dunia digital bersama, tapi juga menjadi komunitas serta media informasi bagi anak muda di Kupang. Ke depan Teen Voice akan dikembangkan menjadi mobile app.
"2026 ini mengarah ke mobile apps, kita mengarahnya ke aplikasi moblie dan ingin program digital skill ini diwajibkan, jadi muatan lokal di sekolah, ini fokus kita di tahun-tahun pertama. Ini masih planing, kita bukan hanya ngomong tapi kita sudah mulai merealisasikan, jadi ini benar-benar tempat anak NTT tumbuh bersama," tegas Raphael.
Melenggang ke Kompetisi Nasional
Teen Voice juga telah menguji diri ke kompetisi nasional. Teen Voice mengikuti perlombaan business development pada ajang Jakarta Marketing Week (JMW) 2024.
Raphael menjelaskan proyek yang dibangun dan dikembangkan dimasukkan ke kompetisi tersebut. Mereka bersaing secara nasional untuk bisnis development tingkat SMA.
Setelah melalui beberapa rangkaian seleksi, Teen Voice ditetapkan sebagai tiga besar terbaik bersama proyek lainnya dari Binus School Simprug dan SMA Olifant. SMA Giovanni menjadi satu-satunya SMA dari Timur Indonesia yang berhasil menembus tiga besar tersebut.
"Di perlombaan ini kita mendapat juara tiga. Tapi juara ini adalah bonus. Yang paling penting bagaimana kami nanti terus berkembang dan mempertahan kan bisnis dan tujan kami," ujar siswa kelas 10 itu.
Guru pembimbing SMA Giovanni, Jagat Prawira Sutopo, mengaku optimistis dengan peserta didiknya. Terlebih, terhadap kemampuan anak muda di NTT.
"Saya optimistis dengan kemampuan anak-anak NTT. Buktinya setiap lomba anak-anak yang dibimbing selalu bisa bersaing bahkan di tingkat nasional dan bisa ke ajang nasional dan pasti juara. Namun, Aku perlu dukungan dari pemerintah soal keseriusan membangun NTT dari pendidikan melalui skill digital ini," tutur Wira.
| Baca juga: SMA Katolik Giovanni Bentuk Siswa Bermental Wirausaha |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
