Berdasarkan keterangan di situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), ekonomi sirkular merujuk pada sistem atau model ekonomi yang bertujuan menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya dalam perekonomian selama mungkin. Sehingga meminimalkan kerusakan sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh model ekonomi linear.
“Untuk mendukung ekonomi sirkular, peran daur ulang sangatlah penting,” kata Lead Consultant Studi Rekomendasi Kebijakan Kandungan Bahan Daur Ulang UPN Veteran Jakarta, Dianwicaksih Arieftiara, dalam Workshop Kandungan Bahan Daur Ulang Plastik melalui keterangan tertulis, Rabu, 27 Maret 2024.
Dian mengungkapkan tiga manfaat utama konten daur ulang dalam perkembangan ekonomi sirkular. Pertama, pengurangan penggunaan sumber daya alam dan emisi karbon.
Kedua, efisiensi energi dan inovasi. “Dan poin ketiga adalah penciptaan lapangan kerja serta berkontribusi pada peningkatan ekonomi global,” sebut Dian.
Dia menyebut untuk mengembangkan konten daur ulang, terdapat beberapa strategi yang bisa diterapkan pemangku kepentingan terkait. Langkah awal, melakukan analisis rantai nilai (value chain) dan mengidentifikasi peluang daur ulang.
Identifikasi rantai pasok perlu dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan pada rantai daur ulang dalam rangka menciptakan ekosistem daur ulang yang kuat. Seperti mengeliminasi proses yang tidak perlu, memperkuat rantai yang lemah, mulai dari proses pengumpulan sampah plastik dari collector (pengumpul sampah), sorting, proses pengolahan daur ulang oleh industri daur ulang, sampai kembali menjadi bahan daur ulang (jika PET adalah resin PET/rPET) untuk dipergunakan oleh produsen (brand owner) menjadi produk baru.
Fase selanjutnya, pengembangan infrastruktur daur ulang beserta teknologinya. Dian menekankan tanpa ada infrastruktur memadai, proses daur ulang akan terhambat dan sulit berkembang.
Rangkaian strategi ini perlu melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk UPNVJ sebagai lembaga pendidikan. Hal ini berperan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pemilahan sampah dengan benar, daur ulang, serta manfaat dari ekonomi sirkular.
Dian menyebut perlu kemitraan antara industri, pemerintah, dan lembaga penelitian. Kebijakan insentif dan regulasi yang mendukung juga diperlukan.
“Saat berbicara mengenai konten daur ulang dan ekonomi sirkular, biasanya akan merujuk ke redesign dari proses produksi. Intinya adalah bagaimana produk-produk yang dihasilkan nanti mudah didaur ulang,” papar dia.
Terakhir, perlu kebijakan insentif dan regulasi yang mendukung, seperti kebijakan fiskal dalam bentuk pengurangan pajak dan insentif-insentif lain khususnya bagi produsen yang menerapkan recycled content pada produknya. Sebab, bahan daur ulang tentu saja lebih mahal dari plastik baru.
Baca juga: Keren! Siswa SMP Ciptakan Busana Tradisional Berbahan Sampah |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id