Ilustrasi suasana sekolah.  Foto: MI/Ramdani
Ilustrasi suasana sekolah. Foto: MI/Ramdani

Menolak Tatap Muka, Orang Tua Minta PJJ Tetap Dilayani

Citra Larasati • 24 November 2020 14:08
Jakarta:  Yosi, salah satu orang tua siswa di Serang, Banten telah bertekad bakal memindahakan anaknya ke sekolah lain, jika putranya tidak mendapatkan layanan pembelajaran daring pada saat pembelajaran tatap muka (PTM) dimulai Januari 2021 mendatang. Ia tidak mau bertaruh nyawa, baginya keselamatan jiwa anak adalah yang paling utama.
 
Pemerintah melalui Surat Kesepakatan Bersama atau SKB 4 Menteri telah memutuskan, bahwa sekolah dapat kembali melakukan PTM pada Januari 2021.  Pembukaan sekolah tatap muka ini tidak lagi didasarkan pada pertimbangan zona covid-19, melainkan diserahkan kewenangannya pada pemerintah daerah juga kesepakatan orang tua siswa.
 
Merespons keputusan ini, sejumlah sekolah pun mulai melakukan persiapan.  Tidak terkecuali sekolah tempat anak Yosi mengenyam pendidikan di kelas I Sekolah Dasar di salah satu sekolah di Serang.  

Sekolah pun menyebar jajak pendapat.  Orang tua diminta memilih, setuju tatap muka atau tetap memilih daring.  "Sudah ada polling, katanya atas arahan dinas pendidikan," kata Yosi kepada Medcom.id, Selasa, 24 November 2020.
 
Baca juga:  Sekolah Dibuka Januari 2021, Ini Daftar Aturannya
 
Hasilnya, dari 19 orang tua siswa di satu kelas, hanya dua orang yang memilih tetap belajar daring.  Sisanya memperbolehkan anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka pada Januari tahun depan.
 
Meski menghargai hasil jajak pendapat,  namun hati Yosi tetap saja remuk.  Pasalnya hingga polling selesai digelar, belum ada kepastian dari sekolah maupun dinas pendidikan.
 
Apakah orang tua yang memilih anaknya tetap belajar daring ini akan mendapat pelayanan pendidikan nantinya, atau malah dipaksa untuk mengikuti suara terbanyak, tatap muka.
 
"Kalau enggak bisa daring ya terpaksa Saya akan cari sekolah lain yang bisa melayani daring.  Jujur saja belum siap (tatap muka), karena covid-19 belum sepenuhnya terkendali. Sementara anak-anak, terutama anak usia SD masih sulit diajak berdisiplin prokes (protokol kesehatan)," sesal Yosi.
 
 

 
Selain itu, infrastruktur sekolah juga belum semuanya mendukung penerapan protokol kesehatan.  "Sekolah bisa saja sudah memakai thermo gun, ada tempat cuci tangan, disediakan hand sanitizer juga, tapi bagaimana soal kebersihannya?" ujar Yosi ragu.
 
Belum lagi mobilitas masyarakat yang sekarang sudah tinggi, bahkan tak terbendung. "Apa ada jaminan siswa lain maupun orang tuanya tidak bepergian? Soalnya sekarang mulai banyak yang abai kan? Penularan sudah mulai banyak di komplek-komplek perumahan, klaster keluarga," terangnya.
 
Baca juga:  Nadiem Tegaskan Pembukaan Sekolah Bukan Tatap Muka Normal
 
Terlebih lagi penanganan covid-19 di Kota Serang, menurut Yosi, sangat memprihatinkan.  Penularan tidak terpantau, testing rendah, tracing juga belum maksimal.
 
"Di sini penularan tidak bisa dipantau, karena tertutup banget pemkotnya," terangnya.
 
Sejumlah kasus covid-10, kata Yosi, sering kali tidak diumumkan secara terbuka. Begitu juga penanganan tracing-nya masih lemah. "Ya gitu, tiba-tiba ada tahlilan," tuturnya.
 
Yosi pun memberikan masukan kepada pemerintah, agar tatap muka tetap mempertimbangkan status zona covid-19 di masing-masing wilayah, meski kewenangan membuka sekolah diserahkan ke Pemda.  Sedangkan jika pemerintah beralasan Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) tidak optimal selama pandemi, maka seharusnya dilakukan perbaikan metode belajarnya.
 
"Kasih pelatihan guru-gurunya untuk membuat bahan ajar. Atau kalau tidak Kemendikbud buatlah bahan ajar buat semua siswa di seluruh Indonesia. Bisa juga kan buat aplikasi belajar. Kurikulum disederhanakan," terangnya.
 
Lalu untuk Pemda, Yosi mengingatkan, agar dapat mengakomodir dan tetap melayani anak yang orang tuanya memilih belajar daring saat sekolah tatap muka dimulai Januari mendatang.  "Sekolah tatap muka itu diperbolehkan, bukan diwajibkan. Jadi kalau ada penolakan tetap harus didengar dan dicarikan jalan keluar," tegas Yosi.
 
Sebelumnya, Mendikbud, Nadiem Makarim mengizinkan seluruh satuan pendidikan untuk kembali menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai Januari 2021.
 
"Kebijakannya ini berlaku mulai semester genap tahun ajaran 2020/2021, jadinya bulan Januari 2021," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, Jumat, 20 November 2020.
 
Pembukaan sekolah, kata Nadiem, bukan lagi berdasarkan zona covid-10. Namun tergantung keputusan dan izin dari pemerintah daerah, kantor wilayah atau kantor Kementerian Agama (Kemenag), juga orang tua siswa.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan