Rektor IPB, Arif Satria menyebutkan, pergeseran dimensi pembelajaran yang dimaksud antara lain seperti metode blended learning, penguatan literasi baru, peningkatan kapasitas dosen, dimensi keilmuan baru, maupun dimensi penguatan keterampilan dan karakter baru.
Menurut Arif, infrastruktur dan integrasi sistem informasi menjadi kunci proses transformasi digital dalam menciptakan IPB sebagai smart university. "Tahun 2018 IT telah kita arahkan untuk smart governance dan 2019 sistem IT mulai diarahkan untuk menunjang pendidikan daring dan riset 4.0," beber Arif.
Ketiga, untuk menghasilkan riset dan inovasi 4.0, IPB juga telah merumuskan konsep Agro Maritim 4.0 sebagai acuan pembangunan agro maritim masa depan. Sekaligus diikuti dengan Peta Jalan Riset 4.0 yang terukur. "Kita harapkan IPB akan leading dalam riset-riset terbaru dengan teknologi 4.0 seperti drone, robotik, kecerdasan buatan, blockchain, dan internet of things," sebutnya.
Menurut Arif, perguruan tinggi juga harus mampu menyempurnakan sistem kesejahteraan holistik agar ekosistem inovasi ini bisa semakin kondusif. "Inilah kira-kira gambaran prioritas yang akan kita lakukan di 2019," tegasnya.
Baca: 2019 IPB Ngebut Menuju Techno-socio Enterpreneurial University
Oleh Menristekdikti, kata Arif, IPB ditargetkan masuk 500 besar dunia QS WUR (World University Ranking) di 2019 ini. "No body likes ranking, but everybody checks the ranking. Itulah faktanya," ungkap Arif.
Untuk itu, Arif berusaha menggunakan prinsip "sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui". Artinya strategi memperbaiki peringkat dunia embedded dalam program-program IPB untuk mencapai IPB future.
"Karena itu diharapkan para dosen bisa terus meningkatkan publikasi, jejaring dan mobilitas international. Namun demikian, kita pun dituntut untuk memberikan added value bagi masyarakat dan industri nasional melalui inovasi-inovasi kita," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News