Pakar Universiti Malaya Mohamed Nashrudin bin Naharudin menjelaskan diabetes disebabkan dua faktor utama. Pertama, ketidakmampuan pankreas memproduksi insulin yang cukup untuk memecah gula dalam darah.
Akibatnya, sel-sel tubuh akan mulai kelaparan dan glukosa tidak dapat dipecah. Sehingga lemak mulai dipecah untuk membuat energi.
Proses itu mengakibatkan penumpukan bahan kimia yang disebut keton yang menumpuk dalam darah dan urine. Apabila sudah menumpuk dalam darah dan urine bisa memicu kondisi ketoasidosis pada penderita diabetes. Ketoasidosis bahkan bisa mengancam jiwa jika tidak ditangani secepatnya.
"Penumpukan glukosa dalam darah (hiperglikemia) dapat menyebabkan komplikasi, seperti kerusakan ginjal dan saraf, serta masalah pada mata. Nah, insuline yang tidak cukup bisa menimbulkan penyakit lain seperti insulinoma, sindrom metabolik hingga sindrom ovarium polikistik ," jelas Nashrudin dalam Public Lecture yang digelar Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dikutip dari laman unesa.ac.id, Jumat, 26 Mei 2023.
Faktor kedua, kebiasaan buruk seperti makan–makanan manis dan tinggi gula. Dia mengatakan pola makan yang tidak bagus seperti terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman manis ini bisa meningkatkan kadar gula dalam darah yang meningkatkan risiko diabetes.
"Kalau kita senang mengonsumsi yang manis dan banyak gula ditambah insulin tidak mampu memecah atau mengatur gula darah bisa memperbesar risiko diabetes. Karena itu, sebaiknya perlu mengatur pola hidup, pola makan, pola istirahat agar bisa sehat," ucap dia.
Nashrudin menyebut faktor lain yang juga berpengaruh yaitu olahraga atau aktivitas fisik. Dia menyarankan beberapa saat setelah makan tidak langsung tidur atau duduk, tetapi bisa melakukan aktivitas seperti melangkah beberapa kali dan sebagainya.
Tujuannya agar karbo yang masuk berubah menjadi energi dan tidak menjadi penumpukan gula. Pakar dari Negeri Jiran itu merekomendasikan beberapa olahraga atau latihan yang bisa dilakukan penderita diabetes, seperti:
- Olahraga sebanyak kurang lebih 3-5 kali per minggu
- Lakukan selama 150 menit atau lebih per minggu
- Intensitas bisa rendah, pun bisa sedang, disesuaikan dengan kemampuan
- Lakukan aerobic, walking, jogging, swimming, bicycling, half squat dan calf raise.
Baca juga: Mengenal Diabetes Tipe 4, Penyebab, Perbedaan, dan Gejalanya |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News