Para wisudawan perempuan inin dinyatakan lulus pada periode tersebut. Bahkan tak sedikit dari wisudawan perempuan ini lulus dengan predikat IPK di atas 3.
Menanggapi fenomena besarnya jumlah wisudawan perempuan ini, pengamat budaya sekaligus dosen dari FIB UGM, Daru Winarti menuturkan tuntutan zaman dan kebutuhan hidup saat ini membuat perempuan harus bisa mandiri dengan posisi dan penghasilan yang baik supaya mereka bisa lebih dihargai. Menurutnya. untuk meraih itu salah satunya melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
”Di Indonesia, semakin baik tingkat pendidikannya, semakin baik posisi perempuan dalam pandangan masyarakat dan dunia kerja, tentunya tanpa mengabaikan sikap dan perilaku yang dianggap baik oleh masyarakatnya,” kata Daru dilansir dari laman UGM, Minggu, 6 Agustus 2023.
UGM mengapresiasi pencapaian para wisudawan perempuan dari beragam latar belakang profesi maupun status sosial. Kiprahnya di masyarakat pun lebih beragam dan kompleks, sehingga perjuangan membagi waktu antarkeluarga dan masyarakat dengan perannya sebagai mahasiswa yang harus menyelesaikan studi tepat waktu menjadi pencapaian yang patut diapresiasi.
Salah satu wisudawan program Doktor yang berhasil lulus dengan IPK tertinggi, 4,0, Liza Angeliya juga merasakan, perjuangannya dalam menyelesaikan studi memang tak ringan. Namun berkat tekad dan kedisiplinan, penerima beasiswa Kementerian Pertanian ini berhasil membuktikannya.
”Bagi saya membagi waktu antara keluarga dan studi itu sangat penting karena dari memulai studi saya sudah berkeluarga dengan 2 anak. Saya melanjutkan studi S3 di UGM merupakan tugas belajar beasiswa dari Kementrian Pertanian sehingga harus lebih fokus untuk studi dan keluarga. Dan saat studi selama 4 tahun di UGM, saya memboyong dua anak laki-laki ikut pindah sekolah ke Jogja, namun suami tetap di Lampung,” tuturnya.
Agar bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu, hingga lulus dengan predikat Cum laude, Liza menerapkan strategi belajar dengan menetapkan target yang harus diselesaikan di setiap semesternya. ”Kuncinya, istiqomah, meski sedikit dan pelan, harus tetap dikerjakan satu demi satu dan tak lupa tentunya ridho dan doa dari suami yang selalu mendukung saya untuk melanjutkan studi” imbuh Ibu dua anak ini.
Liza menuturkan, menghadapi banyak tantangan karena mengalami masa pandemi Covid-19 selama menyelesaikan masa studinya. Namun perjuangannya pun membuahkan hasil, dengan disertasi berjudul: Molekuler dan Biologis Gen Fusion Hemagglutinin-Neuraminidase Disease yang Diisolasi dari Ayam dan Burung Liar, Liza berhasil lulus dalam kurun waktu 3 tahun 10 bulan dan penelitian selama 2 tahun.
Berbeda dengan Liza, wisudawan Magister Teknik Sipil dengan IPK 4,0, Aisya Galuh Laksita juga mengalami tempaan yang tidak mudah dalam menempuh pendidikannya. Meskipun belum berkeluarga, Aisya mengaku mengalami naik turunnya ritme membagi waktu antara kerja dan studi.
Namun, dukungan keluarga, membuatnya fokus pada belajar dan bekerja agar bisa lulus tepat waktu. Di sela-sela kesibukan jadwal kuliah, Aisya harus menyelesaikan pekerjaan di Departemen Fakultas Teknik sebagai asisten dalam bidang akademik, mempersiapkan akreditasi maupun penyusunan kurikulum serta menjadi asisten project dosen dan asisten mata kuliah.
”Saya akan benar-benar memperhatikan dosen pada saat di kelas, dengan mencatat, merekam layar (saat pembelajara online), rajin bertanya dan mengerjakan latihan dari dosen. Di luar itu, saya banyak berdiskusi dengan teman-teman kuliah,” ungkapnya.
Aisya Galuh Laksita juga menetapkan deadline untuk dirinya supaya bisa lulus tepat waktu. ”Saya menyusun deadline major yang kemudian dirinci menjadi deadline minor,” tuturnya.
Deadline major akan memberikan saya gambaran waktu supaya tidak terlambat, baik untuk mengerjakan pekerjaan dari departemen, studi kasus, publikasi, tesis, batas yudisium, maupun wisuda dan sebagainya. Langkah pengerjaan akan dipecah menjadi dateline minor, bahkan dalam target spesifik dalam bentuk jam.
”Ini membantu saya untuk fokus,” imbuh penerima beasiswa Peningkatan Suasana Akademik (PSA) Departemen MTS, Fakultas Teknik UGM. Terbukti, Aisya Galuh Laksita bisa lulus dengan predikat pujian, tepat waktu.
Baca juga: UPN Veteran Yogyakarta Wisuda 711 Lulusan, 52% Raih Gelar Cumlaude |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News