"Sepanjang hanya sebagai mata kuliah pilihan dan SKS pelengkap mungkin tidak masalah," kata Nasih kepada Medcom.id, Kamis, 27 Agustus 2020.
Menurut dia, ketika Komcad masuk sebagai mata kuliah wajib, maka hal ini akan menjadi masalah. Sebab, masuknya Komcad sebagai mata kuliah wajib akan menggeser SKS yang sudah ada saat ini.
Baca: Nadiem Tegaskan Program Komponen Cadangan Bukan Wajib Militer
"Kalau wajib ya pasti ada batasan SKS dan itu berarti waktu. Selama ini juga sudah ada mata kuliah wajib. Dan (SKS Komcad) pasti tidak bisa banyak. Karena justru keahlian yang ditekankan di perguruan tinggi," terang Nasih.
Nasih mengaku baru mendengar wacana memasukkan Komcad ke dalam sistem SKS. Dia belum menerima informasi langsung, baik dari Kemendikbud maupun Kementerian Pertahanan (Kemhan). "Belum, belum ada (sosialisasi) apa-apa," imbuhnya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membuka peluang Komcad menjadi SKS. Komcad merupakan program berisi pendidikan militer untuk warga berusia 18-35 tahun yang digagas Kemhan dan diproyeksikan masuk perguruan tinggi.
Mendikbud Nadiem Makarim memastikan Komcad bukan program wajib. Mahasiswa dapat mengikuti program tersebut secara sukarela.
"Yang kami diskusikan dengan Kemnhan yang saya sebenarnya sangat semangat adalah sebagai bagian dari kampus merdeka. (Mahasiswa) bisa juga mengambil program secara voluntary kalau mau masuk program pelatihan perwira office training," ungkap Nadiem dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR, Kamis 27 Agustus 2020.
Baca: Rektor Tunggu Konsep Nyata Program Komponen Cadangan
Menurut Nadiem, jika universitas memiliki pelatihan perwira, hal itu tentu baik untuk mahasiswa. Namun, Nadiem tetap mempertimbangkan, jika mahasiswa mengikuti Komcad dapat bernilai SKS.
"Dia belajar ilmu ketahanan nasional, belajar ilmu militer dan secara fisik juga tambah kuat. Jadi voluntary, pokoknya sukarela, sama seperti Kampus Merdeka," tuturnya.
Nadiem menambahkan, Kemendikbud tak mungkin mendengungkan Merdeka Belajar bila ternyata ada program yang justru seperti dipaksakan, baik untuk mahasiswa, atau pelajar. "Jadi mohon klarifikasi, apapun yang kita lakukan, pasti dalam azas atau spirit kemerdekaan," beber Nadiem
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News