Dilansir dari website Harvard University, DOI adalah rangkaian karakter yang dapat diberikan pada artikel daring, buku, atau sumber lain. Jika lokasi sumber berubah, DOI tetap stabil dan membantu pembaca menemukannya kembali.
Artinya, DOI berfungsi sebagai nomor identitas unik untuk setiap karya atau objek digital. Sementara menurut situs resmi doi.org, DOI merupakan pengenal digital untuk suatu objek baik fisik, digital, maupun abstrak yang diciptakan untuk memastikan sesuatu selalu bisa dilacak tanpa kehilangan jejak.
DOI (Digital Object Identifier) berfungsi layaknya penanda permanen yang diberikan kepada sebuah objek, mirip seperti nomor seri pada barang fisik. Objek tersebut bisa berupa artikel jurnal, dataset, karya seni digital, hingga konsep abstrak.
Fungsinya sederhana yaitu memastikan objek tetap dapat diidentifikasi dan ditemukan meski berpindah tempat di dunia maya. Masalah yang coba dipecahkan DOI cukup familiar.
Bayangkan Sobat Medcom menyimpan tautan menuju artikel penelitian penting. Beberapa tahun kemudian, situs penerbitnya diperbarui dan struktur halamannya berubah.
Tautan lama pun rusak dan menampilkan pesan “404 Not Found”. DOI hadir untuk menghindari hal itu. Setiap DOI disimpan dalam sistem pusat milik DOI Foundation, berisi catatan metadata yang mengarahkan pengguna ke lokasi terbaru dari objek tersebut.
Jadi, meskipun alamatnya berganti, DOI tetap bisa mengantarkan Anda ke sumber yang benar.
Bagaimana DOI Bekerja
Saat seseorang menge-klik tautan DOI, sistem tidak langsung membawa pengguna ke situs penerbit artikel. Tautan tersebut terlebih dahulu diarahkan ke server DOI Foundation, yang berfungsi seperti buku alamat digital raksasa. Server kemudian mencari data terbaru dan mengarahkan pengguna ke lokasi yang tepat.Jika penerbit memindahkan artikelnya ke situs baru, mereka cukup memperbarui metadata di sistem DOI tanpa mengubah DOI itu sendiri. Mekanisme inilah yang membuat DOI sangat berharga di dunia akademik.
Ia memastikan setiap kutipan, rujukan, dan sumber ilmiah tetap dapat ditelusuri bertahun-tahun setelah publikasi. Dengan DOI, pengetahuan digital tak lagi bergantung pada stabilitas situs web atau sistem penerbit tertentu.
DOI diatur oleh International DOI Foundation, lembaga nirlaba yang memastikan sistem ini berjalan sesuai standar internasional ISO 26324. DOI kini digunakan secara luas oleh penerbit, universitas, lembaga riset, hingga arsip digital di seluruh dunia.
Menurut data per Oktober 2025, sistem DOI menangani rata-rata 860 tautan per detik dan telah diakses lebih dari 116,4 miliar kali sejak pertama kali diperkenalkan. Dalam satu bulan terakhir saja, pada Oktober 2025 terjadi lebih dari 2,47 miliar kali akses. Angka ini menunjukkan betapa vitalnya DOI dalam menjaga agar ilmu pengetahuan, riset, dan data tetap terhubung lintas waktu. Dengan DOI, setiap ide dan hasil penelitian tak hanya hidup di satu tempat, tetapi terus dapat ditemukan, dibagikan, dan dimanfaatkan oleh siapa pun di masa depan. (Sultan Rafly Dharmawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id