Ia mengatakan kampus akan sangat rugi jika memiliki konflik internal. Karena dengan adanya konflik itu, kampus akan kesulitan dalam membangun inovasi.
“Kawan-kawan yang bergerak di dalam pendidikan tinggi coba meminimalisir konflik internal, konflik yang dapat menimbulkan perjalanan pendidikan tinggi tidak bisa menjawab peradaban” kata Wamendiktisaintek Fauzan di Unesa, Jumat 21 November 2025.
| Baca juga: Indonesia Cuma Punya 25,7% Dosen yang Lulus S3 |
Berkenaan dengan hal tersebut, ia menerangkan pihaknya banyak menerima laporan permasalahan dari lembaga pendidikan tinggi. Menurutnya, hal itu harus diselesaikan.
Lebih lanjut, ia pun berseloroh ketika kampus tidak menghadapi persoalan. Di mana kampus hanya akan diam ketika mengalami keuntungan.
“Fenomena yang terjadi, laporan di kementerian banyak, yakni ketika untung tidak pernah lapor, tapi ketika masalah itu lapor,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, ia pun mengajak segenap lembaga pendidikan tinggi untuk memiliki kemampuan adaptif. Terutama terhadap perkembangan sosial masyarakat.
"Sehingga dapat menghasilkan riset yang berdampak, menjawab kompleksitas perkembangan zaman," lanjut Fauzan.
| Baca juga: Mendiktisaintek Bocorkan Tingkah Dosen: Siapkan PowerPoint Satu Jam Sebelum Kuliah |
Fauzan menilai jika lembaga pendidikan tinggi mengembangkan program studi maupun riset dengan membaca pasar dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat masa kini, maka hal itu dapat membuat Indonesia satu langkah lebih maju.
“Keunggulan apa yang dimiliki, ini harus kita ciptakan. Unggul itu pun juga mengenal waktu. Oleh karena itu, hanya orang yang mampu berpikir inovasi yang dapat menciptakan keunggulan, apakah keunggulan berbasis program studi, keunggulan berbasis institusi, atau bisa saja keunggulan yang bersifat fisik,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id