Selain memberikan pelajaran kebencanaan, ia juga meminta para kepala daerah di Sulteng terutama di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala untuk mengadakan simulasi tanggap bencana yang diikuti seluruh warga khususnya yang berada di zona merah gempa bumi, tsunami dan likuifaksi. Simulasi tersebut penting dilakukan agar makin meningkat wawasan ketanggapdaruratan warga akan bencana.
Ia berharap dengan pengetahuan dan simulasi tanggap bencana dapat menekan jumlah korban jiwa akibat bencana seminimal mungkin. "Latihan kesiapsiagaan terhadap bencana dapat ini diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat bahkan sampai di tingkat RT (Rukun Tetangga) dan RW
(Rukun Warga)," sebut Doni seperti dikutip dari Antara, Jumat, 18 Januari 2019.
Baca: Kalla Ingin Simulasi Bencana Digelar Teratur
Doni mengemukakan, kebencanaan perlu didesain sebagai suatu ilmu pengetahuan dan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. "Apa yang ditekankan bapak Presiden Joko Widodo agar bisa memasukkan pelajaran tentang kebencanaan ke dalam kurikulum, ini perlu ditindak
lanjuti," katanya.
Terkait bencana di Sulawesi Tengah (Sulteng), ia meminta pemerintahan setempat agar mendorong pendidikan kebencanaan kemudian diimplementasikan dalam suatu kurikulum pendidikan. Hal itu, untuk meningkatkan sumber daya manusia tentang kebencanaan, sekaligus untuk meminimalisir dampak bencana di Sulteng.
Lewat desain kurikulum tentang kebencanaan, menurut dia, peserta didik di seluruh jenjang pendidikan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat dapat mengetahui tentang kebencanaan. "Sangat kita harapkan pada tahun ajaran baru nanti seluruh pelajaran yang berhubungan dengan kebencanaan menjadi prioritas," ujar Doni didampingi Gubenur Sulteng, Longki Djanggola.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News