Koneferensi Pers ICoMUS di UT. Foto: UT
Koneferensi Pers ICoMUS di UT. Foto: UT

UT Gelar 2nd ICoMUS 2023, Genjot Penelitian Multidisiplin untuk Dorong Inovasi

Citra Larasati • 04 Agustus 2023 16:33
Jakarta:  Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Terbuka (UT) kembali menggelar International Conference of Multidiciplinary Academic Studies (ICoMUS).  Konferensi internasional ini mengangkat tema “Innovation Challenges in Multidisciplinary Research and Practices”. 
 
Topik ini diangkat dengan tujuan untuk memacu peneliti melakukan penelitian interdisiplin atau lintas bidang ilmu, mendiskusikan tantangan melakukan inovasi dalam penelitian multidisiplin. Kegiatan ini dihadiri berbagai kalangan, baik sivitas academika yang berasal dari dosen, tenaga pendidik hingga mahasiswa, dari internal UT maupun dari masyarakat.
 
Ketua Panitia Made Yudhi Setiani mengatakan, penelitian multidisiplin dianggap sebagai pendorong inovasi dan penelitian. "Kita hidup di dunia yang berubah dengan cepat dengan sistem dan subsistem yang kompleks dan saling bergantung. Melalui kolaborasi, para peneliti dari berbagai disiplin ilmu dapat menghasilkan penelitian dan publikasi yang berkualitas," kata Setiani, di Kampus UT, Tangerang Selatan, Kamis, 3 Agustus 2023.

Namun, kolaborasi dan penelitian multidisiplin menghadapi tantangan dalam menciptakan inovasi. Untuk membahas inovasi dan tantangan tersebut, panitia 2nd International Conference on Multidisiplin Academic Studies 2023 memilih tema Inovasi Tantangan dalam Riset dan Praktik Multidisiplin, dengan empat kategori utama: Bisnis dan Manajemen, Ilmu Sosial, Pendidikan, serta Sains dan Teknologi.
 
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UT, Dewi Artati Padmo Putri menyampaikan terima kasih kepada semua pembicara, presenter, dan peserta yang menghadiri konferensi ini. Konferensi internasional tahunan ini diadakan oleh Pusat Penelitian Ilmiah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UT untuk mendukung pelaksanaan penelitian dan publikasi oleh dosen dan mahasiswa.
 
Hal tersebut merupakan perwujudan dari Visi dan Misi LPPM yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas publikasi ilmiah pada jurnal nasional dan internasional yang berkualitas. Konferensi Internasional ke-2 tidak hanya fokus pada satu ilmu melainkan pada ilmu multidisiplin dengan berbagai program studi.
 
Riset multidisiplin telah menjadi trademark ICoMUS terkait dengan misi LPPM UT yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama penelitian dan publikasi oleh sivitas akademika di dalam dan di luar UT. Kami berharap ICoMUS 2023 akan mendorong minat dalam penelitian kolaboratif di antara semua sivitas akademika dan berkontribusi untuk meningkatkan jumlah publikasi. Kami percaya bahwa konferensi ini akan menjadi media bagi semua pembicara, pemateri, dan peserta untuk berbagi pemikiran dan mengembangkan ide-ide baru," ujar Dewi.
 
Rektor UT, Ojat Darojat menyampaikan, kemajuan teknologi dan peradaban dunia berdampak pada persoalan kompleksitas multisektoral yang saling berkaitan. Oleh karena itu, masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan satu metode atau pendekatan ilmiah.
 
"Sebaliknya, mereka membutuhkan kombinasi dari berbagai disiplin ilmu dan pendekatannya," terang Ojat.
 
Menurut Ojat, kegiatan penelitian membutuhkan pendekatan multidisiplin untuk menghasilkan spektrum manfaat yang lebih luas. Pendekatan multidisiplin merupakan upaya mengintegrasikan berbagai perspektif dalam memecahkan suatu masalah, yang dapat diselesaikan melalui kerja sama.
 
Kolaborasi dan baik di tingkat nasional dan internasional merupakan kompetensi dasar peneliti dan menjadi norma dalam prestasi kerja dan profesionalisme penelitian, memungkinkan peneliti untuk bersaing di dunia internasional. Diharapkan dengan tema “Innovation Challenges in Multidisciplinary Research and Practices”.
 
UT dapat memfasilitasi forum bagi para akademisi dan profesional dari semua bidang dan disiplin ilmu untuk membahas inovasi penelitian, tantangan, dan solusi, memberikan kesempatan untuk bertukar pengetahuan dan informasi.  Selain itu juga mengembangkan hubungan profesional dan penelitian, dan menghubungkan mitra internasional untuk kolaborasi di masa depan.
 
Prof. Thomas Luschei, Claremont Graduate University, USA sebagai pembicara utama menyampaikan rasa senangnya bisa berkunjung kembali ke Indonesia dalam paparannya memberikan beberapa ide tentang bagaimana mengatasi tantangan inovasi dalam penelitian dan praktik multidisiplin. Multidisiplin menawarkan potensi besar untuk menciptakan pengetahuan baru, berinovasi, dan memecahkan "masalah jahat”.
 
Dengan bekerja dan belajar dari disiplin ilmu lain, kata Luschei, dapat memperluas perspektif dan alat yang digunakan untuk memahami dunia. Pada waktunya, ini dapat membantu untuk berinovasi secara metodologis dan teoritis untuk menciptakan pengetahuan baru.
 
"Semua ini membantu kita memecahkan masalah jahat, yang telah didefinisikan sebagai masalah dengan banyak sistem yang saling berinteraksi dengan ketidakpastian dan informasi yang tidak lengkap tentang sifat dan solusinya. Contohnya perubahan iklim, penyakit, tunawisma, banjir, dan kematian," terangnya.
 
Baca juga:  Kisah Nabila, Mahasiswi IPB yang Melakukan Riset di Australian National University

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan