Ilustrasi buku. Medcom.id/Citra Larasati

Ada Distorsi Sejarah, LP Ma'arif NU Instruksikan Tarik Buku ke-NU-an Ahlussunnah Waljamaah Jilid I Kelas 2

Renatha Swasty • 31 Juli 2024 17:13

Jakarta: Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menginstruksikan penarikan Buku Pelajaran Ahlussunnah Waljamaah "Ke-NU-an" Jilid I untuk Kelas 2 yang diterbitkan oleh RMI PCNU Kabupaten Tegal. Penarikan mengingat distorsi sejarah pendirian Nahdlatul Ulama.

Instruksi disampaikan melalui Surat Nomor 635/PP/SU/LPM-NU/VII/2024 yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU PBNU H Muhammad Ali Ramdhani dan H Harianto Oghie. Surat ditujukan pada Satuan Pendidikan Ma'arif NU beserta Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif NU di tingkat Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Indonesia.

Instruksi itu merupakan tindak lanjut Keputusan Rapat Pleno PBNU pada 27-28 Juli 2024 di Jakarta, berkaitan dengan beredarnya buku tersebut. Penarikan sebagai upaya menghindarkan beredarnya pemahaman keliru dan salah paham di tengah-tengah santri dan siswa-siswi Ma'arif NU.

LP Ma'arif NU PBNU menginstruksikan tujuh hal melalui surat instruksi tersebut, yakni:

Menarik buku tersebut dan dilarang untuk diajarkan dalam lingkup satuan Pendidikan Ma'arif NU
Kepada seluruh guru atau murid yang memegang buku tersebut agar menyerahkan ke kepala satuan Pendidikan Ma'arif NU atau ke pengurus Ma'arif NU terdekat di wilayahnya masing-masing
Menelaah kembali buku-buku Mata Pelajaran Ke-NU-an/Ke-Aswaja-an yang diterbitkan oleh Pengurus LP Ma'arif NU Wilayah/Cabang di setiap satuan pendidikan baik madrasah maupun sekolah
Pengurus LP Ma'arif NU Wilayah wajib melaporkan kepada Pengurus LP Ma'arif NU PBNU setiap buku yang diterbitkannya baik berkaitan Sejarah NU, Sejarah Tokoh NU, dan Sejarah LP Ma'arif NU
Kepada seluruh guru dalam lingkup LP Maarif NU, baik yang mengajarkan mata pelajaran Ke-aswaja-an dan Ke-NU-an atau mata pelajaran apapun agar selalu berkoordinasi dengan pengurus LP Maarif NU di tingkat MWC NU, PCNU, atau PWNU terdekat jika sekiranya menemukan hal-hal yang janggal dan tidak sesuai nilai-nilai ideologi dan falsafah berbangsa yang diajarkan oleh para kiai dan ulama di lingkungan NU selama ini
Jika Pengurus LP Ma'arif NU Wilayah/Cabang tidak memperhatikan hal yang dimaksudkan poin 1 dan 2 di atas, maka Pengurus LP Ma'arif NU PBNU akan mengambil tindakan sebagaimana mestinya
Pengurus LP Ma'arif NU PBNU akan segera membentuk Tim Penelaah untuk melakukan penelitian secara menyeluruh dan mendalam terhadap Buku Ajar Ke-NU-an dan Ke-Aswaja-an yang diterbitkan Pengurus LP Ma'arif NU Wilayah dan Cabang, sebagaimana amanat Keputusan Rapat Pleno PBNU tanggal 27-28 Juli 2024.

Sebelumnya, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf meminta LP Ma’arif PBNU dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU meneliti laporan distorsi sejarah Buku Pelajaran Ahlussunnah Waljamaah "Ke-NU-an" Jilid I untuk Kelas 2

“PBNU memerintahkan kepada Lembaga Pendidikan Ma’arif dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) atau asosiasi pesantren-pesantren untuk melakukan penelitian menyeluruh terhadap laporan adanya upaya penyimpangan atau membuat narasi yang menyimpang tentang sejarah berdirinya NU,” ujar Gus Yahya saat konferensi pers usai Rapat Pleno PBNU di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu, 28 Juli 2024.