Hal tersebut mulai berjalan di tahun ajaran 2022/2023. Siswa hanya memilih mata pelajaran pendukung sesuai tujuan prodi yang akan dipilih ketika masuk perguruan tinggi.
Nantinya, siswa akan memiliki rapor berbeda. Perbedaan rapor disebut tak menjadi masalah ketika siswa tersebut lulus dan mendaftar untuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
"Yang diterima kelas 11 dan 12 beda dengan yang dulu, tapi enggak banyak berubah lah SNMPTN," kata Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Jamal Wiwoho kepada Medcom.id, Jumat, 18 Februari 2022.
Jamal menyebut penilaian pada rapor akan mudah dibaca sistem di Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Sebab, nantinya sistem seleksi SNMPTN dilaksanakan LTMPT.
"LTMPT nanti yang melaksanakan putusan-putusan rektor membuat sistem rekritmen itu," papar dia.
Dia menyebut kendala justru bisa terjadi pada proses Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Sebab, seleksi menguji pendaftar melalui Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
"Yang banyak berubah nanti adalah SBMPTN, di mana parameter dalam SBMPTN itu menggunakan tes, tes yang selama ini menggunakan Ujian Tulis Bebasis Komputer (UTBK) dengan model jurusan, sementara sistem Merdeka Belajar dengan mata pelajaran dasar," papar Jamal.
Pihaknya telah berdiskusi dengan Lemabaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) hingga Direktorat Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek terkait hal tersebut. Pembicaraan baru menghasilkan bentuk tes.
"Sementara konsep Pak Dirjen Diktiristek, tiga mata uji, yaitu bahasa Inggris, Tes Potensi Skolastik (TPS), dan Matematika. Baik itu Matematika IPA maupun IPS," beber dia.
Baca: Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa Dihapus, Skema Penerimaan Mahasiswa Baru Diatur Ulang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
