Plt Kepala Pusat Riset Kedokteran Pre-klinis dan Klinis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Harimat Hendarwan, menegaskan isu itu tidak benar. Sebab, sebagian besar anak yang terkena hepatitis akut belum mendapat vaksin covid-19.
"Sebagian besar anak-anak yang terkena ini tidak menerima vaksin covid-19 sebelumnya," kata Harimat dalam konferensi pers daring BRIN, Kamis, 12 Mei 2022.
Harimat menyebut isu itu juga sudah dipatahkan oleh banyak peneliti di luar negeri. Akademisi luar negeri tak membenarkan efek vaksin covid-19 adalah hepatitis akut.
"Di beberapa akdemisi tidak mendukung ke arah sana. Artinya tidak ada efek vaksin covid-19 terhadap kejadian hepatitis akut ini," papar dia.
Sementara itu, Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN, Indi Dharmayanti, menyatakan pihaknya bakal meneliti penyakit ini. BRIN memiliki fasilitas yang cukup dalam mendeteksi penyakit hepatitis akut.
"Banyaknya hipotesis yang berkembang dan banyaknya hal yang belum diketahui, BRIN dalam hal ini punya SDM periset andal dan peralatan lengkap. Saya rasa sangat cukup sangat lengkap untuk ukuran Indonesia dalam mengerjakan genomic kemudian secara strukutr virus sampai uji preklinik," kata Indi.
Baca: Peneliti BRIN Duga Terdapat Adenovirus Tipe 41 dalam Hepatitis Akut
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News