"Paling sering itu karena saling ejek, bullying. Awalnya terlihat bergurau tapi ternyata makin lama, ada kekesalan hingga terjadi perkelahian di sekolah," kata Dody dalam Workshop Manajemen Konflik Berbasis Sekolah (MKBS) pra-Kongres III Partai NasDem di NasDem Tower Jakarta, Senin, 5 Agustus 2024.
Dia menyebut alasan siswa saling ejek sulit dideteksi. Pasalnya, pengaruh buruk itu bisa saja didapatkan siswa dari pergaulannya.
"Bisa dari medsos, tontonan, atau apa pun. Dan yang disayangkan, sekolah tidak bisa memetakan atau mengenali jenis-jenis perundungan itu," beber dia.
Dody mengatakan untuk mencegah perundungan di lingkungan sekolah, setiap orang mesti melakukan antisipasi. Dia menekankan harus ada sosialisasi rutin oleh sekolah terkait bentuk perundungan.
"Itu yang harus kita tekankan bersama. Di dalam kelas selalu kita harus ingatkan itu anak-anak kita, menyampaikan bentuk dan menghindari bully kepada siswa," papar dia.
Hal itu disampaikan Dody dalam Workshop Manajemen Konflik Berbasis Sekolah (MKBS), yang merupakan rangkaian dari pra-Kongres III partai NasDem. Ada dua tema diskusi dalam workhsop tersebut, yakni Manajemen Sekolah untuk Merespons Perundungan dan Pengembangan Kapasitas Guru untuk Merespons Perundungan.
Partai NasDem akan menggelar Kongres III pada 25-27 Agustus 2024 di Jakarta Convention Centre (JCC) yang akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan ditutup oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Kongres turut membahas posisi Ketua Umum Partai NasDem.
Baca juga: Kekerasan Menggagalkan Proses Pendidikan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News