Namun, ia meyakini jika industri otomotif dapat bangkit kembali apalagi jika bersama-sama menjalin kolaborasi dengan perguruan tinggi dalam proses RnD. Dengan adanya dukungan pendanaan pemerintah melalui tiga skema pendanaan seperti insentif tambahan untuk mencapai 8 IKU, matching fund, serta competitive fund, maka industri dapat mengefisiensi biaya dengan ketentuan dukungan pembiayaan kemitraan satu banding satu (1:1).
"Misalnya saja biaya RnD salah satu industri otomotif sebesar 10 miliar, maka jika berkolaborasi bersama perguruan tinggi, akan diberi kesempatan pendanaan kemitraan sebesar 5 miliar rupiah sebagaimana ketentuan matching fund pada platform kedaireka," ujar Paristiyanti.
Baca: Pedoman Tiga Skema Baru Pendanaan Kampus Telah Terbit
Sementara itu, Direktur Teknik Mobil Anak Bangsa (MAB) Bambang Tri Soepanji menjelaskan bahwa industri otomotif MAB adalah bagian dari industri prinsipal yang dikembangkan secara mandiri oleh anak-anak terbaik bangsa ini. Pengembangan industri MAB menyasar pada kendaraan listrik, yang mana RnD telah dilakukan sejak 2016.
Adapun beberapa hal yang mempengaruhi industri otomotif pemula saat ini di antaranya adalah karakter pasar otomotif baik nasional maupun internasional, era revolusi industri 4.0, serta sumber daya dan dukungan keuangan.
"Pemilihan segmentasi pada kendaraan listrik juga bertujuan sebagai upaya untuk mengurasi emisi bahan bakar serta mampu menekan impor bahan bakar minyak," jelas Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News