Hal itu disampaikan dalam seminar nasional bertajuk “Quo Vadis Kompetensi Sosial Emosional Guru di Era Deep Learning”. Seminar dihadiri oleh 1.730 guru dan kepala sekolah jenjang TK, SD, dan SMP di wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
“Untuk mencapai hal itu, kita harus memahami dan memetakan apa saja tantangan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dalam program yang sudah kami susun, akan dihadirkan berbagai macam upaya untuk meningkatkan kualitas guru, baik kompetensi pedagogik maupun kompetensi lainnya. Pendidikan yang bermutu, salah satunya, harus ditopang oleh pendidik yang bermutu pula,” kata Atip dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Rabu, 22 Januari 2025.
Atip memaparkan pendidikan bermutu untuk semua mencakup ketersediaan layanan yang merata, pembiayaan pendidikan afirmatif, pengembangan talenta unggul, dan layanan pendidikan yang inklusif. Untuk itu, strategi pendidikan yang diterapkan adalah partisipasi semesta.
"Sehingga tidak hanya pemerintah, tapi seluruh pemangku kepentingan harus berkontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan. Kami sudah menyampaikan bahwa pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat ini adalah mitra,” tegas dia.
Atip memaparkan deep learning merupakan pendekatan pembelajaran, yang terdiri dari tiga elemen yaitu mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning. Mindful learning yaitu belajar dengan kesadaran penuh, fokus pada pembelajaran, serta memperhatikan pikiran dan emosi saat belajar.
Baca juga: Deep Learning Disebut Bakal Gantikan Kurikulum Merdeka, Begini Kata Mendikdasmen |
Kemudian meaningful learning berkaitan dengan menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata, serta menemukan relevansi dan tujuan belajar. Sementara itu, joyful learning adalah konsep belajar dengan penuh kegembiraan, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memotivasi siswa dan mendorong rasa ingin tahu.
Atip menekankan pendekatan ini dapat tercapai apabila para guru memiliki kompetensi yang sesuai. Penjabat (Pj.) Bupati Banyumas, Iwanuddin Iskandar, mengapresiasi inisiatif seminar ini untuk memberikan informasi kepada para guru terkait kebijakan Kemendikdasmen dan posisi guru dalam pendekatan deep learning.
“Antusiasme masyarakat Banyumas terhadap pendidikan sangat tinggi. Seminar ini diselenggarakan karena kami sadar bahwa deep learning ini tidak mudah. Melalui forum ini kami juga berharap terkait kesejahteraan dan perlindungan terhadap guru,” ujar Iwanuddin.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Joko Wiyono, mengatakan guru membutuhkan arahan langsung dari kementerian terkait arah kebijakan pendidikan nasional. “Melalui seminar ini, para guru bisa mendapatkan informasi akurat dan arahan langsung dari Pak Wakil Menteri dan sejumlah narasumber, untuk menyongsong kebijakan pendidikan yang berbasis kualitas dan keberlanjutan,” kata dia.
Seminar diharapkan menjadi momentum penguatan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua. Selain itu, dengan memahami program prioritas kementerian, diharapkan para guru dapat lebih memahami arah kebijakan yang sedang diterapkan serta cara mereka dapat berperan aktif dalam pembelajaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News