Proses penyerapan nutrisi dari sesuatu yang kita konsumsi merupakan bagian dari fungsi usus halus. Hal tersebut menjadi faktor usus halus memiliki peranan penting dalam proses pencernaan.
Dilansir dari laman kemdikbud.go.id, usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus 12 jari), jejunum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan). Di usus halus ini makanan kembali diproses secara kimiawi yang dibantu oleh enzim-enzim dari pankreas, empedu, dan hati, seperti tripsin, amilase, maltase, sukrase, laktase, dan lipase.
Usus halus merupakan salah satu organ dalam sistem pencernaan yang berfungsi memecah dan menyerap nutrisi dari makanan maupun minuman yang dikonsumsi. Nutrisi ini nantinya digunakan untuk pembentukan dan perbaikan sel serta pemeliharaan jaringan tubuh.
Fungsi usus halus
Melansir mediaindonesia.com, panjang usus halus sekitar 6 m dan diameter 2,5 cm, terdiri atas tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejunum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan). Sebagian besar proses pencernaan dan penyerapan nutrisi dari makanan dan minuman terjadi di dalam usus halus.Usus besar memiliki panjang sekitar 1,5 m dengan diameter 7,5 cm yang memiliki tugas untuk mengolah sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna atau diserap oleh usus halus. Selain itu, usus besar bertugas menyerap air dan elektrolit dari sisa makanan yang sudah dicerna usus halus serta mengolah sisa makanan menjadi feses untuk kemudian dikeluarkan melalui anus.
Seusai makanan dan minuman yang telah dikonsumsi manusia akan melewati proses. Tahapan pertama makanan dan minuman tersebut akan melewati kerongkongan, kemudian masuk ke dalam lambung. Di dalam lambung, makanan dihancurkan dan dipecah oleh zat asam dan enzim yang dihasilkan lambung hingga menjadi cairan pekat atau pasta.
Selanjutnya, makanan tersebut akan didorong dan siap diproses di usus halus. Sesampainya di usus halus, makanan yang telah melalui serangkaian proses di lambung akan bertemu dengan enzim dan zat lainnya, seperti cairan empedu, yang berasal dari sel-sel usus, empedu, hati, dan pankreas.
Zat tersebut nantinya akan memecah menjadi karbohidrat, lemak, dan protein menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh. Contohnya protein akan dipecah menjadi asam amino, karbohidrat menjadi glukosa, serta lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Kombinasi antara vili dan mikrovili dapat meningkatkan luas permukaan usus halus. Hal inilah yang membuat penyerapan nutrisi menjadi lebih maksimal. Sisa makanan yang tidak diserap oleh usus halus akan menuju usus besar dan didorong hingga rektum. Apabila rektum terisi penuh oleh tinja, kita akan merasakan mulas dan dorongan untuk buang air besar.
Gangguan usus halus dan cara mencegahnya
Fungsi usus halus juga dapat mengalami gangguan karena kondisi atau penyakit tertentu. Beberapa gangguan kesehatan yang sering terjadi pada usus halus meliputi:- Infeksi
- Perdarahan
- Obstruksi usus
- Sindrom iritasi usus
- Penyakit Crohn
- Penyakit celiac
- Kanker usus
Baca juga: Pembelahan Mitosis: Ciri-ciri dan Tahapannya |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id