"Akibatnya peserta didik yang tidak mempunyai sarana dan prasana penunjang PJJ hampir pasti kehilangan kesempatan belajar mereka. Dan jumlah siswa yang tidak bisa belajar ini cukup besar. Umumnya mereka tinggal di Kawasan Tertinggal, Terluar, dan Terdepan (3T)," ujarnya.
Ia menilai yang paling mendesak saat ini yaitu menyelamatkan para siswa yang tidak bisa mengakses kesempatan belajar. Pemerintah perlu mengambil langkah nyata agar para siswa bisa belajar di sekolah secepatnya.
"Kalau memang memungkinkan belajar tatap muka segeralah dilakukan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan ketat. Jika tak memungkinkan tatap muka maka bagaimana caranya mereka bisa melakukan PJJ. Sediakan wifi, smartphone, dan kurikulum adaptif covid-19," paparnya.
Setelah itu, kata dia, pemerintah bisa mengajukan strategi besar dalam mengubah sistem pendidikan Indonesia agar sesuai dengan kondisi pasca pandemi. Strategi dalam melakukan transformasi besar di bidang pendidikan itu harus juga mengadopsi langkah antisipasi kondisi luar biasa jika pola pembelajaran tatap muka tidak bisa dilakukan seperti saat ini.
"Kami akan sangat mendukung tawaran konsep perbaikan sistem Pendidikan nasional kita. Namun saat ini mari bergandengan tangan agar anak-anak kita tetap mendapatkan Pendidikan layak selama musim pandemi covid-19," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News