Jumlah pendaftar Penelusuran Minat dan Kemampuan Politeknik Negeri (PMDK-PN) 2019 naik sebesar 13 persen tahun ini, dari 183.827 menjadi 206.852 pendaftar. Peningkatan ini menggambarkan mulai berubahnya tren di tengah masyarakat yang lebih memilih perguruan tinggi khusus dibandingkan universitas yang bersifat umum.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, Politeknik Negeri kini terus berkembang dan banyak masyarakat memilih perguruan khusus dari pada Universitas Umum. "Saya tidak ingin Politeknik menjadi kelas dua atau pilihan nomor dua, tapi harus bisa menjadi pilihan utama. Lulusan untuk sains dan teknologi masih sangat kurang sekali," kata Nasir di Politeknik Negeri Semarang, Semarang, 16 April 2019.
Ke depan, Nasir berharap seleksi PMDK-PN dapat digabungkan dengan SNMPTN, sehingga akan lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaannya. "Saya sudah minta dari 2017 untuk seleksi menjadi satu dengan universitas negeri (PTN). Tapi karena sistem belum bisa digabung, tahun ini belum bisa, kemungkinan ke depan bisa akan kita gabungkan. Untuk ISI sekarang sudah bisa bergabung seleksinya," terangnya.
Baca: 16.666 Calon Mahasiswa Lolos Seleksi PMDK-PN
Ia menjelaskan, salah satu penyebab belum bisa digabungnya seleksi penerimaan mahasiswa Politeknik dengan SNMPTN adalah karena masalah sinkronisasi data yang belum dibangun. "Kesulitan sebenarnya tidak ada, ini tinggal kemauan dari Direktur-Direktur Politeknik. Ini mungkin yang belum sanggup adalah masalah sinkronisasi data," jelasnya.
Lebih lanjut lagi, dia menginginkan Perguruan Tinggi Negeri untuk lebih aktif lagi melihat peluang membuka program studi baru. Yaitu dengan melihat peluang lapangan kerja yang dibutuhkan
"Setiap universitas selalu saya suruh buat program studi yang dibutuhkan perusahaan. ini politeknik harus melihat industri, tenaga kerja yang dibutuhkan seperti apa," ucapnya.
Menurutnya, PTN jangan sampai kalah dengan yang swasta, yang berlomba-lomba membuka program studi baru. "Kita harus memberikan ilmu ke digital, contoh bisnis atau ekonomi kita buat e-Bussines, atau e-Economy. Kalau prodi yang lama sudah tidak digunakan, maka ya harus diubah," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News