Dalam pengukuhan itu, Arnold membacakan orasi ilmiah berjudul “Exploring Strategies for Well-Being and Sustainability in Indonesia.” Arnold menjelaskan mengenai cara mengembangkan sistem evaluasi yang membantu Indonesia dalam mencari strategi untuk mengembangkan kesejahteraan bagi warganya secara berkelanjutan.
Menurutnya, sebagian besar dari populasi global masih belum memiliki pendapatan atau akses ke pendidikan dan layanan kesehatan yang memungkinkan untuk memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang baik. Namun, Indonesia memiliki perkembangan yang signifikan semenjak krisis keuangan Asia.
“Indonesia telah membuat kemajuan luar biasa dalam pertumbuhan PDB, peningkatan IPM, dan kondisi bagi penduduknya,” jelas Arnold dikutip dari laman unpad.ac.id, Jumat, 31 Mei 2024.
Secara global, dibutuhkan langkah untuk memastikan populasi global mampu menjalani kehidupan yang baik tanpa melanggar batas sosial, serta menyiapkan sistem ekonomi yang memberikan kehidupan yang baik tanpa melanggar batas-batas planet (planetary boundries).
Arnold mengatakan Unpad, khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis sangat cocok untuk mengatasi masalah tersebut. “Tidak hanya berhubungan dengan Indonesia, tetapi mungkin juga pada tingkat yang lebih luas,” ujar Arnold Tucker.
Arnold menuturkan kesejahteraan dapat dianalisis melalui berbagai perspektif. Pertama, menggunakan IPM sebagai parameter untuk mengukur seberapa baik kehidupan masyarakat di suatu negara.
Hingga saat ini, banyak akademisi menggunakan data tentang kesejahteraan yang dilaporkan sendiri atau disebut juga dengan “hedonik”. Tetapi, data kesejahteraan yang dilaporkan sendiri memiliki keterbatasan. “Orang dapat dimanipulasi dan dibungkam,” ujar Arnold
Arnold berharap layanan kesehatan dasar dan akses ke universitas seperti Unpad tidak terlalu tergantung pada pendapatan.
“Begitu juga orang-orang dari keluarga miskin tapi cerdas, (mereka) bisa pergi untuk belajar,” harap Arnold.
Dia juga berharap Indonesia dapat terus berkembang seraya mempertahankan kekuatan-kekuatan yang dimiliki. Arnold menyebut pada tabel input-output tersebut, dapat juga menambahkan data-data tentang emisi karbon, penggunaan lahan, penggunaan air, dan emisi lainnya dari setiap sektor sebagai yang disebut perluasan.
Basis data semacam itu telah dibuat untuk Indonesia oleh Dr. Viktor Pirmana dan Irlan Adiyatma Rum, ST., M.Sc. dari FEB Unpad yang juga melakukan studi doktoral di Leiden. Tabel input-output global yang mengikuti hubungan ekonomi dari konsumen kembali ke semua produsen utama, memungkinkan untuk menghitung jejak lingkungan.
“Dengan cara ini, sekarang kita dapat menghitung jejak karbon, air, lahan, dan material dari total konsumsi per kapita di suatu negara untuk tahun tertentu,” ujar Arnold.
Terdapat dua elemen dalam mengembangkan Indonesia menuju masyarakat kesejahteraan yang berkelanjutan, yaitu pemantauan kesejahteraan dan pemantauan dampak lingkungan siklus hidup dari konsumsi. Arnold percaya Unpad, khususnya FEB serta SDGs Center Unpad dapat berperan dalam mencapai hal tersebut.
Baca juga: Unpad Tambah 5 Guru Besar dan 1 Adjunct Professor |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News