"Wilayah Indonesia yang dikelilingi oleh rangkaian gunung berapi aktif ini merupakan kawasan yang rawan bencana. Karena itu, pengembangan sistem pendidikan yang responsif terhadap ancaman bencana harus diwujudkan," kata Rerie, sapaan karib Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulis, Selasa, 16 Desember 2025.
Berdasarkan Peta Risiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 2023, terdapat lebih dari 70.000 satuan pendidikan (PAUD hingga SMA/SMK) yang berlokasi di wilayah dengan risiko bahaya sedang hingga tinggi dari berbagai ancaman bencana.
Badan Dunia PBB, UNICEF dalam laporannya, menempatkan Indonesia ke dalam 50 negara teratas di dunia yang anak-anaknya paling berisiko terdampak perubahan iklim dan degradasi lingkungan.
Rerie mengatakan dengan lebih dari 70.000 sekolah dalam bayang-bayang ancaman bencana, pengembangan sistem pendidikan, termasuk pembangunan prasarana dan sarana pendidikan, harus mampu mengantisipasi sejumlah ancaman bencana yang ada.
Anggota Komisi X DPR RI itu menyebut kesiapan SDM menjalankan sistem pendidikan yang adaptif terhadap ancaman bencana juga penting diwujudkan.
Dia menuturkan sejumlah upaya, seperti penguatan kurikulum yang adaptif terhadap bencana, meningkatkan literasi kebencanaan, hingga meningkatkan keterampilan pengajar dalam menerapkan manajemen stres dalam menghadapi dampak bencana, harus segera direalisasikan.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Sumatra menjadi alarm bagi para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan sistem pendidikan yang mampu mengantisipasi dampak ancaman bencana. Hal itu demi melindungi masa depan generasi penerus bangsa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News