Kapolsek Tambora, Kompol Putra Pratama mengatakan, pihaknya menemukan jenazah Adzra berdasarkan aksesori yang dikenakan. “Berdasarkan ciri-ciri baju dan gelang yang dikenakan di tangan kanan korban, diduga kuat bahwa jenazah tersebut adalah korban yang terseret arus banjir di Tanah Sereal, Bogor,” ujar Putra Pratama, Minggu, 16 Oktober 2022.
Ia menerangkan, pihaknya bersama Badan SAR Nasional (Basarnas) telah mengevakuasi korban. Pihak keluarga korban juga sudah dihubungi oleh Polsek Tambora bersama Basarnas.
Sebelumnya, Adzra Nabila, mahasiswi IPB University terseret arus banjir saat pulang dari kampus. Saat itu, dia sedang mengendarai motornya di Jalan Pemuda menuju Jalan Dadali, Kecamatan Tanah Sereal, Bogor, Selasa, 11 Oktober 2022.
Adzra dan motornya terseret masuk ke dalam gorong-gorong sedalam satu meter. Gorong-gorong tersebut mengalirkan air ke sungai Cipakancilan, anak Sungai Ciliwung dan bermuara ke Sungai Ciliwung.
Pesan Rektor
Atas kejadian tersebut, Rektor IPB University, Prof Arif Satria menyampaikan rasa duka yang mendalam. “Kami menyampaikan rasa duka yang mendalam atas berpulangnya salah seorang mahasiswi terbaik kami, saudari Adzra Nabila. Almarhumah anak yang sangat baik dan disukai oleh teman-temannya. Allah telah memanggil Adzra, tentu kami sangat kehilangan. Namun, kita harus ikhlas melepas kepergian almarhumah, teriring doa semoga husnul khotimah dan terus mengalir pahalanya atas amal baik selama ini," kata Arif.Kepada keluarga, Arif mendoakan semoga tetap tabah dan ikhlas, serta senantiasa terus mendoakan almarhumah. “Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada tim Basarnas, Polri, TNI, Pemkot dan Pemkab Bogor serta pihak-pihak yang tiada henti berusaha menemukan Adzra yang sejak Selasa lalu hilang terkena musibah terseret arus selokan saat hujan deras di Bogor,” kata Arif.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Pemprov DKI dan Polda Metro Jaya yang turut membantu pencarian. “Semoga kerja keras seluruh pihak mendapat balasan pahala dari Allah Swt,” ujar Arif.
Paket Kebijakan
Arif menambahkan, dalam mengantisipasi berlangsungnya cuaca ekstrem, IPB University akan menetapkan paket kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar. Rencana kebijakan yang akan diambil antara lain.Pertama, penyesuaian metode pembelajaran di saat cuaca tidak kondusif. IPB akan terus memantau Prakiraan Cuaca dari BMKG untuk menentukan metode pembelajaran. Dengan demikian, metode pembelajaran akan lebih fleksibel.
“Bagi kami keselamatan adalah nomor satu” ujar Arif.
Kedua, IPB akan melakukan Arborikultur untuk pemeriksaan kesehatan pohon-pohon di lingkungan kampus. Ini adalah teknik untuk diagnosis pohon-pohon yang berpotensi tumbang.
Peranan arboris (dokter pohon) melalui aplikasi teknik arborikultur dalam pemeriksaan kesehatan dan perawatan individu pohon harus terus ditingkatkan dan dijadikan profesi untuk mendukung pengelolaan ruang terbuka hijau. Metode ini memang membutuhkan pengetahuan dan teknik mutakhir sebagai alat bantu diagnosis (misalnya teknologi sonic tomography, drilling resistance dll) agar pohon atau pepohonan yang mereka kelola tetap sehat dan tidak mudah tumbang.
Ketersediaan tenaga arboris atau “dokter pohon” profesional masih sangat kurang. Oleh karena itu Klaster Riset Arborikultur IPB bekerjasama dengan PII-BKTHUT dan didukung oleh MArI dan KLHK telah menyelenggarakan pelatihan.
“Teknik Pemeriksaan Pohon di Lanskap Kota” yang juga dikaitkan dengan peroleh PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) bagi para insinyur professional BKTHUT.
Baca juga: Jasad Mahasiswi IPB yang Hanyut Dikenali dari Gigi dan Gelangnya |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News