Ilustrasi/Medcom.id
Ilustrasi/Medcom.id

Hari Buku Sedunia: Sejarah, Penulis Berpengaruh, dan Negara yang Pernah Melarang Buku

Medcom • 12 April 2022 19:52

 
Pemberangusan buku juga pernah dilakukan Pakistan pada 2013. Negara tersebut melarang buku I Am Malala: The Girl Who Stood Up for Education and Was Shot by the Taliban (2013) karya Malala Yousafzai dan Christina Lamb. Larangan ini diberlakukan di 40.000 perpustakaan lantaran dianggap tidak menunjukkan rasa hormat yang cukup terhadap Islam.
 
Buku kenamaan asal Inggris, Harry Potter, pun pernah diminta untuk dihilangkan dari perpustakaan umum Amerika Serikat pada 2019. Penentang buku ini merasa keberatan dengan penggambaran ilmu sihir, mantra, dan kutukan yang ada.

Bukan cuma di luar negeri, pemberangusan buku sejatinya juga pernah terjadi di Indonesia berulang kali. Pada masa penjajahan, pemerintah Belanda menghambat peredaran buku-buku yang terkesan berbau pemberontakan, melawan pemerintah, dan mempropagandakan kemerdekaan Indonesia saat itu.
 
Larangan membaca buku berlanjut di era Presiden Soekarno. Sang presiden bahkan mengesahkan pelarangan tersebut dalam Penetapan Presiden No. 4 Tahun 1963. Akibatnya, pemerintah melakukan pengamanan terhadap barang cetakan, baik buku maupun surat kabar yang berisi informasi yang dapat mengganggu ketertiban umum.
 
Baca juga:  Buku Fiksi dan Nonfiksi: Pengertian, Ciri, Perbedaan
 
Larangan buku kian menjadi-jadi saat Indonesia memasuki era Orde Baru, terutama setelah peristiwa 30 September 1965 yang membuat Partai Komunis Indonesia (PKI) dan ormas-ormasnya ditangkap. Kala itu, terjadi pembakaran buku, di mana militer melakukan pemberangusan di kantor PKI dan Universitas Res Publica.
 
Untungnya, larangan tersebut sudah tidak berlaku. Dengan begitu, masyarakat Indonesia bisa mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya lewat buku. (Nurisma Rahmatika)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan