Sejarah penerbitan buku
Berbicara tentang buku, benda yang satu ini sejatinya telah melewati jalan panjang sebelum akhirnya menjadi salah satu sumber ilmu bagi manusia. Cikal bakal buku ini bermula pada zaman peradaban kuno ribuan tahun lalu.Kala itu, ketika manusia mengenal sistem penulisan, mereka tidak menulis di kertas layaknya sekarang. Alih-alih menulis di buku, mereka menggunakan sebuah tablet yang terbuat dari tanah liat.
Kemudian, pada 3.000 SM, orang-orang Mesir menciptakan sesuatu yang bisa digunakan sebagai bahan menulis, yaitu papirus. Kertas masa itu terbuat dari tanaman air papirus yang tumbuh subur di Sungai Nil.
Pada abad ke-3, orang China mulai membuat sesuatu yang menyerupai buku zaman sekarang. Bedanya, halaman bukunya terbuat dari bambu tebal yang dijahit menjadi satu.
Pertengahan abad ke-15, mesin cetak buatan Johannes Gutenberg mulai membawa buku ke era industri. Kehadiran mesin ini membuat orang-orang bisa menikmati karya literatur lama, seperti karya milik William Shakespeare, Leo Tolstoy, dan lainnya.
Penulis berpengaruh di dunia
Dari banyaknya karya literatur yang terbit, mencuat sejumlah nama tokoh yang disebut-sebut paling berpengaruh. Lantas, siapa sajakah mereka? Berikut ulasannya:1. William Shakespeare
William Shakespeare merupakan penulis asal Inggris kelahiran 1564. Dia merupakan salah satu penulis legendaris, bahkan saking berpengaruhnya, tanggal kematian Shakespeare ditetapkan sebagai peringatan internasional.Shakespeare terkenal sebagai salah satu penulis berbahasa Inggris terbaik di dunia. Tak hanya di bidang sastra, dia juga berhasil memperkenalkan ide-ide kreatif dalam perkembangan karya sastra untuk novel, drama, dan puisi.
Beberapa karyanya seperti Julius Caesar (1599), Romeo and Juliet (1597), The Tragedy of Othello (1603), dan Macbeth (1623) bahkan menjadi bahan ajar dalam kelas literatur di sekolah hingga universitas.
2. Jane Austen
Melalui bukunya, Jane Austen berhasil memengaruhi dunia sastra dengan mengenalkan gaya penulisan baru. Dia lebih menekankan pada penggambaran kehidupan sehari-hari, namun tetap terasa relevan.Karya Austen juga memperlihatkan perjuangan perempuan untuk mendapatkan haknya. Meskipun lebih banyak menuliskan cerita romansa, penggambaran setiap karakter di novelnya terasa kuat dan dibumbui dengan kritik yang memberikan persepsi baru dan lebih segar.
Beberapa karyanya yang terkenal, sampai-sampai dijadikan live action adalah Sense and Sensibility (1811), Pride and Prejudice (1813), dan Emma (1815).
3. Anne Frank
Anne Frank adalah seorang remaja Jerman-Yahudi yang menghabiskan hari-harinya bersembunyi di Amsterdam (saat itu sedang diduduki Nazi) selama Holocaust. Gadis ini menuliskan sebuah buku harian yang bercerita tentang pengalamannya dikurung bersama keluarganya dan empat buronan lainnya.Buku harian Anne Frank pertama kali muncul di Amsterdam pada 1947, lalu diterbitkan di Amerika Serikat dan Inggris dengan judul Anne Frank: The Diary of a Young Girl (1952). Setelah terbit, buku harian ini langsung menjadi perbincangan hangat, hingga membuat Anne menjadi penulis muda paling terkenal sepanjang masa.
Buku yang diterjemahkan ke lebih dari 65 bahasa ini juga menjadi salah satu karya yang paling banyak dibaca di dunia. Bagi pendidik, buku harian Anne Frank memberikan kesempatan langka untuk siswa belajar tentang Holocaust dari pandangan seseorang seusia mereka.
Negara yang pernah melakukan pelarangan buku
Meski memiliki segudang manfaat, faktanya ada negara yang pernah memberlakukan larangan membaca buku. Namun, bukan berarti semua buku dilarang, hanya karya-karya tertentu saja yang dianggap kurang baik.Pada 1931, Cina pernah melarang buku Alice in Wonderland (1865) lantaran dianggap menyetarakan kedudukan manusia dengan hewan. Negara itu menilai hewan tidak boleh menggunakan bahasa yang sama layaknya manusia.
Dua tahun berikutnya, pada 1933, buku-buku karya orang Yahudi, komunis, dan sebagainya dibakar massal di Nazi, Jerman. Beberapa buku yang dibakar itu merupakan karya penulis seperti Albert Einstein, Sigmund Freud, Ernest Hemingway, Helen Keller, Thomas Mann, Karl Marx, dan Leon Trotsky.
Selama perang Bosnia terjadinya, lebih tepatnya pada 1922, pasukan Serbia menembaki Perpustakaan Nasional di Sarajevo. Tak cuma buku, siapa pun yang berusaha menyelamatkan barang tersebut juga ditembaki.