Staf Ahli Menteri Bidang Regulasi dan Hubungan Antar Lembaga Kemendikdasmen Biyanto mengungkapkan tahun ini pihaknya tengah menyusun regulasi pembentukan Relawan Pendidikan. Salah satu tugasnya, mengawasi ATS hingga mendeteksi dini pekerjaan anak-anak yang putus sekolah maupun tidak sekolah.
“Lalu untuk pengawasan anak putus sekolah, deteksi dini pekerjaan anak, yang sedang kami rancang di Direktorat Pendidikan Non Formal dan Informal, itu akan ada namanya Relawan Pendidikan, yang tahun ini kami mulai susun regulasinya,” kata Biyanto dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat Badan Legislasi DPR RI dengan Menteri Ketenagakerjaan, Kemendikdasmen, dan Kaukus Perempuan Politik Indonesia di Jakarta dikutip dari laman Antara, Rabu, 10 September 2025.
Baca juga: 975 Ribu Anak Putus Sekolah, Paling Banyak Karena Masalah Jarak dan Biaya |
Pihaknya berharap kehadiran Relawan Pendidikan dapat mendorong anak-anak putus sekolah atau tidak sekolah yang sudah bekerja, termasuk yang menjadi pekerja rumah tangga (PRT) mau mengikuti program-program pendidikan formal maupun nonformal. Ini penting untuk menambah kemampuan mereka.
“Mudah-mudahan Relawan Pendidikan nanti bisa membuat mereka terdorong untuk ikut dalam program-program yang kami siapkan, baik formal maupun non-formal begitu," ujar dia.
Berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) hingga 30 November 2024 yang diolah oleh Pusdatin Kemendikdasmen, jumlah siswa putus sekolah tertinggi berada pada jenjang Sekolah Dasar (SD) sebanyak 38.540. Jumlah siswa putus sekolah pada tingkat Sekolah Menengah Pertama sebanyak 12.210 siswa, lalu pada jenjang Sekolah Menengah Atas sebanyak 6.716 siswa, dan pada jenjang SMK sebanyak 9.391 siswa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News