Ilustrasi jaranan. DOK kedirikota.go.id
Ilustrasi jaranan. DOK kedirikota.go.id

Jaranan Resmi Diusulkan Sebagai Warisan Budaya Takbenda di UNESCO

Renatha Swasty • 09 April 2025 17:33
Jakarta: Indonesia dengan berbagai keragaman penduduk dan daerah memiliki warisan budaya beragam. Dari bahasa hingga tarian memiliki ciri khas dan makna yang kental sebagai representasi dari daerah salah satunya adalah Jaranan.
 
Kementerian Kebudayaan Indonesia bersama dengan Kementerian Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Suriname mengajukan Jaranan (Hobby-horsing Performances and Rituals) sebagai nominasi UNESCO Representative List of the Intangible Cultural Heritage (ICH) yang berarti Daftar Warisan Budaya Takbenda.
 
Pengajuan Jaranan ke UNESCO ini melalui mekanisme joint nomination yang mencerminkan kedekatan sejarah dan budaya antara Indonesia dan Suriname. Komunitas Jaranan di Indonesia dan diaspora Jawa di Suriname aktif dalam proses penyusunan nominasi ini.

Pengusulan ini telah resmi disampaikan pada akhir Maret 2025 dan membawa harapan agar Jaranan diakui sebagai warisan budaya dunia. Yuk kenalan lebih dalam dengan Jaranan dikutip dari akun Instagram @kemenkebud:

Apa itu Jaranan?

Jaranan adalah seni pertunjukan tradisional khas Indonesia yang menampilkan gerakan menunggang kuda tiruan dari anyaman bambu, kayu, rotan, kulit sapi, atau kulit kerbau. Selain Jaranan, tarian khas Jawa ini juga dikenal dengan Jathilan, Kuda Lumping, atau Kuda Gipang.
 
Tarian ini menggambarkan ketangkasan dan semangat prajurit berkuda dengan gerakan dinamis dan penuh energi. Jaranan sebagian besar diperagakan oleh laki-laki dengan gerakan yang lincah dan energik, diiringi alunan musik gamelan yang khas.
 

Seni pertunjukan ini diperkirakan berasal dari tradisi prajurit berkuda pada masa kerajaan Jawa kuno di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kemudian menyebar ke daerah lain seperti Yogyakarta, Jawa Barat, Banten, Sumatera Barat, serta Kalimantan Selatan.
 
Dalam beberapa versi, Jaranan juga dikaitkan dengan ritual spiritual dan penghormatan terhadap leluhur, menjadikannya lebih dari sekadar hiburan. Sehingga tak asing bila ditemukan pertunjukan Jaranan juga memasukkan unsur mistis selain koreografi energik dan musik yang khas.
 
Biasanya, Jaranan dengan unsur mistis diawali dengan ritual tertentu dan sering kali diiringi kejadian kesurupan atau trans. Fenomena ini dipercaya sebagai bagian dari tradisi spiritual yang masih dijaga oleh komunitas Jaranan hingga kini.
 
Jaranan memiliki berbagai variasi di Indonesia. Di Jawa Timur, terdapat Jaran Kepang Jawa Timur, Jaran Bodhag, Jaranan Tril, Jaranan Pegon Tulungagung, dan Jaranan Jur Ngasinan. Di Jawa Tengah terdapat Turonggo Seto Boyolali, Jaranan Margowati, dan Ebeg Banyumas. Di wilayah Yogyakarta, dikenal dengan Jathilan Yogyakarta dan Jathilan Lancur.
 
Sementara itu, masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan mengenalnya sebagai Kuda Gipang. Meski berbeda nama dan gaya, semua varian tetap mempertahankan nilai tradisi dan budaya yang diwariskan secara turun-temurun.
 
Selain berkembang di Indonesia, Jaranan juga berkembang di Suriname. Banyak diaspora keturunan Jawa di Suriname membuat kesenian ini tetap hidup dan lestari hingga kini. (Alfi Loya Zirga)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan