Blitar: Sekitar 2.000 pelajar Sekolah Menengah Atas atau setara menari Jaranan di Alun-Alun Kanogoro, Kabupaten Blitar, usai mengikuti upacara Hari Sumpah Pemuda.
"Ada barongan, kuda lumping, celengan. Inilah sebetulnya yang akan kami lestarikan, jaranan," kata Bupati Blitar, Rijanto di lokasi, Senin, 28 Oktober 2019.
Rijanto menjelaskan tari Jaranan yang merupakan kesenian tradisional ini harus ditanamkan sejak dini ke anak-anak agar menjaga popularitas dari generasi ke generasi. Anak-anak tersebut juga diharap benar-benar menjadi pewaris ke depan melestarikan budaya tersebut.
Rujianto mengapresiasi pertunjukan tari jaranan oleh anak-anak sekolah tersebut. "Sebagai remaja milenial. Tidak salah manakala partisipasi dalam bentuk tarian. Tentunya ini proses anak-anak untuk melestarikan budaya asli peninggalan leluhur, sayang jika tidak ditingkatkan," beber Rijanto.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blitar, Suhendro Winarso, mengatakan pentas itu juga bagian dari upaya pemerintah kabupaten untuk lebih mengenalkan tari jaranan.
"Saat ini kami bekerja sama dengan sejarawan untuk membuat kajian mendalam yang bisa dipertanggungjawabkan secara akademis apa ciri jaranan dengan segala coraknya. Kajian yang sedang dalam proses tapi sudah berkembang adalah jaranan trail, maka sepakat khas Kabupaten Blitar," kata Suhendro. (Shah Alam Pandu Wibowo)
Blitar: Sekitar 2.000 pelajar Sekolah Menengah Atas atau setara menari Jaranan di Alun-Alun Kanogoro, Kabupaten Blitar, usai mengikuti upacara Hari Sumpah Pemuda.
"Ada barongan, kuda lumping, celengan. Inilah sebetulnya yang akan kami lestarikan, jaranan," kata Bupati Blitar, Rijanto di lokasi, Senin, 28 Oktober 2019.
Rijanto menjelaskan tari Jaranan yang merupakan kesenian tradisional ini harus ditanamkan sejak dini ke anak-anak agar menjaga popularitas dari generasi ke generasi. Anak-anak tersebut juga diharap benar-benar menjadi pewaris ke depan melestarikan budaya tersebut.
Rujianto mengapresiasi pertunjukan tari jaranan oleh anak-anak sekolah tersebut. "Sebagai remaja milenial. Tidak salah manakala partisipasi dalam bentuk tarian. Tentunya ini proses anak-anak untuk melestarikan budaya asli peninggalan leluhur, sayang jika tidak ditingkatkan," beber Rijanto.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blitar, Suhendro Winarso, mengatakan pentas itu juga bagian dari upaya pemerintah kabupaten untuk lebih mengenalkan tari jaranan.
"Saat ini kami bekerja sama dengan sejarawan untuk membuat kajian mendalam yang bisa dipertanggungjawabkan secara akademis apa ciri jaranan dengan segala coraknya. Kajian yang sedang dalam proses tapi sudah berkembang adalah jaranan trail, maka sepakat khas Kabupaten Blitar," kata Suhendro. (Shah Alam Pandu Wibowo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)