Fadli Zon, dalam Rapat Kerja dengan komisi X DPR RI yang disiarkan secara daring, mengatakan bahwa Dangdut memang sudah masuk dalam daftar yang akan diusulkan, namun tidak untuk tahun ini karena masih perlu menyiapkan sejumlah hal teknis.
“Mungkin karena memerlukan satu kajian semacam naskah akademik, dossier, yang tidak terlalu panjang sebenarnya, tapi sekitar belasan halaman,” ujar Menbud.
| Baca juga: Penghormatan untuk Mara Karma, Hizrah Bacan Nyanyikan Ulang Lagu 'Resesi Dunia' |
Ia menjelaskan, perlu juga ada dukungan program-program dari komunitas yang memiliki keterkaitan erat dengan Dangdut. Selain itu, musik dangdut menjadi antrean pendaftaran warisan budaya UNESCO karena adanya aturan pembatasan pendaftaran.
“UNESCO sekarang hanya mencatatkan satu negara untuk single nomination itu dua tahun sekali. Jadi dulu satu tahun sekali, dulu tidak ada, sekarang dua tahun sekali,” jelasnya.
Kendati begitu, ada prosedur lain yakni joint nomination serta extension yang telah dimanfaatkan pemerintah Indonesia untuk mendaftarkan musik kolintang.
| Baca juga: Rhoma Irama Ingin Pencipta Lagu Dangdut di Indonesia Beregenerasi |
“Extension ini seperti kemarin yang dilakukan untuk musik kolintang, jadi kita memasukkan extension itu. Sebenarnya menumpangi, tapi sebenarnya sama saja,” tutupnya.
Fadli Zon mengungkapkan kini pihaknya tengah menyiapkan daftar subsektor apa saja yang dapat diusulkan sebagai warisan budaya pada UNESCO, setidaknya hingga bulan Maret.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
