Ilustrasi TNI. DOK
Ilustrasi TNI. DOK

HUT ke-80 TNI, Yuk Intip Lagi Sejarah TNI

Ilham Pratama Putra • 02 Oktober 2025 16:20
Jakarta: Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (HUT TNI) akan diperingati pada 5 Oktober 2025. Tahun ini, TNI memasuki usia ke-80.
 
Tentara Nasional Indonesia (TNI) lahir dalam lanskap perjuangan bangsa Indonesia, utamanya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Sejak awal, TNI berperan penting menghadapi ancaman penjajah, salah satunya Belanda.
 
Saat awal merdeka, Indonesia kembali melalui masa kekerasan bersenjata. Hal itu ditandai dengan kedatangan Belanda di awal kemerdekaan.

Seperti apa perjalanan dan sejarah terbentuknya TNI? Yuk simak sejarah TNI di sini!

Sejarah TNI

Melansir tni.mil.id, TNI awalnya merupakan organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR). Kemudian, BKR bertransformasi menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945.
 
Perubahan tersebut terus berlanjut hingga menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Tujuan perubahan nama ini agar lebih sesuai dengan standar militer internasional.
 
Kala itu, pemerintah menyadari pentingnya penyempurnaan organisasi tentara kebangsaan. Upaya itu diwujudkan pada 3 Juni 1947 ketika Presiden meresmikan lahirnya Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai penggabungan kekuatan TRI dengan laskar-laskar rakyat.
 
Sejak saat itu, TNI tampil sebagai garda terdepan dalam menjaga kedaulatan negara. Pada masa perang kemerdekaan, TNI berperan sebagai tentara rakyat sekaligus tentara revolusi.
 
Tantangan yang dihadapi tidak ringan, baik dari rongrongan politik, pemberontakan dalam negeri, hingga agresi militer Belanda. Meski berhadapan dengan lawan yang lebih modern, TNI bersama rakyat menerapkan strategi perang rakyat semesta yang mampu mempertahankan integritas Republik Indonesia.
 
Pasca Konferensi Meja Bundar 1949, lahirlah Republik Indonesia Serikat (RIS) yang dibarengi pembentukan Angkatan Perang RIS (APRIS). TNI menjadi inti dari APRIS yang kemudian berubah menjadi Angkatan Perang RI (APRI) setelah Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan pada 1950.
 
Baca juga: Rayakan HUT TNI ke-80, Naik Transportasi Umum di Jakarta Cukup Bayar Rp80 

Namun, dinamika politik pada era demokrasi liberal turut menyeret TNI dalam pusaran politik. Bahkan hingga mendirikan partai IP-KI yang mengikuti Pemilu 1955.
 
Masa tersebut juga diwarnai pemberontakan bersenjata, mulai dari APRA di Bandung, Andi Azis di Makassar, RMS di Maluku, hingga DI/TII yang meluas ke berbagai daerah. Situasi semakin kompleks dengan munculnya PRRI/Permesta pada 1958.
 
Meski demikian, seluruh gerakan separatis itu berhasil dipatahkan oleh TNI bersama kekuatan bangsa lainnya. Memasuki dekade 1960-an, pemerintah menyatukan TNI dengan kepolisian ke dalam wadah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
 
Harapan penyatuan ini dapat meningkatkan efektivitas sekaligus menutup celah intervensi politik. Namun, pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) justru semakin kuat hingga mencapai puncaknya dalam tragedi G30S/PKI.
 
TNI berhasil menggagalkan kudeta itu dan menumpas para pendukungnya bersama rakyat. Dalam kondisi pasca-G30S/PKI, ABRI menjalankan dua peran sekaligus.

Dua Tugas TNI pada masa G30SPKI

TNI pada masa itu bertugas sebagai kekuatan pertahanan dan kekuatan sosial-politik. Doktrin baru lahir melalui Catur Dharma Eka Karma yang menegaskan integrasi internal dan kemanunggalan ABRI dengan rakyat.
 
Salah satu wujudnya adalah program ABRI Masuk Desa yang memperkuat kedekatan militer dengan masyarakat. Reformasi politik pada 1998 membawa perubahan signifikan bagi TNI. 
 
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 menegaskan peran TNI sebagai alat negara di bidang pertahanan, dengan fungsi utama sebagai penangkal, penindak, sekaligus pemulih keamanan negara. Tugas pokok TNI dibagi dalam operasi militer untuk perang dan operasi selain perang, termasuk mengatasi terorisme, menjaga perbatasan, hingga misi perdamaian dunia.
 
Seiring tuntutan reformasi, TNI melakukan langkah-langkah internal, mulai dari pemisahan Polri, penghapusan fungsi sosial-politik, hingga netralitas dalam pemilu. Transformasi itu dilanjutkan dengan penyesuaian doktrin, penataan organisasi, serta akuntabilitas publik atas aset militer.
 
Hingga kini, TNI berkomitmen melanjutkan reformasi. Hal ini dilakukan demi mewujudkan Indonesia yang kuat dan demokratis dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan